Di Titik Ini, Ancaman Kiamat Nuklir Justru Paling Mengintai

Di Titik Ini, Ancaman Kiamat Nuklir Justru Paling Mengintai

12 JUTA KEMATIAN AWAL
Nuklir Pakistan
Nuklir Pakistan

Islamabad, pada gilirannya, telah merencanakan cara-cara untuk mencegah India menerapkan Cold Start -gaya blitzkrieg di wilayahnya. Setelah banyak perdebatan internal pejabat maka akhirnya mereka memilih nuklir taktis. Pada tahun 2011, Pakistan menguji satu dan berhasil.

Sejak itu, menurut Rajesh Rajagopalan, penulis buku Nuclear South Asia: Keywords and Concepts melihat Pakistan tampaknya telah merakit 4-5 senjata nuklir taktis setiap tahunnya.

Para pemimpin India telah mengatakan bahwa serangan nuklir taktis terhadap pasukan mereka, bahkan di wilayah Pakistan, akan dianggap sebagai serangan nuklir skala penuh pada India, dan bahwa mereka berhak untuk merespon tentu juga dengan nuklir.

Karena India tidak memiliki nuklir taktis, itu hanya bisa membalas dengan senjata nuklir strategis yang jauh lebih dahsyat untuk menargetkan kota Pakistan.

Menurut perkiraan tahun 2002 oleh Badan Intelijen Pertahanan AS, skenario terburuk dalam perang nuklir India-Pakistan dapat mengakibatkan 8 sampai 12 juta kematian awalnya, diikuti oleh jutaan kemudian karena keracunan radiasi.

Studi terbaru menunjukkan bahwa sampai satu miliar orang di seluruh dunia mungkin akan masuk ke dalam bahaya kelaparan dan kelaparan oleh asap dan jelaga yang dilemparkan ke troposfer  ketika terjadi perang nuklir di Asia Selatan dan menghasilkan “musim dingin nuklir” dan berikutnya akan menghilangkan tanaman fungsional.

November lalu, untuk mengurangi kemungkinan seperti pertukaran bencana terjadi, para pejabat senior pemerintahan Obama bertemu di Washington dengan panglima militer Pakistan, Jenderal Raheel Sharif , wasit akhir kebijakan keamanan nasional negara itu. Obama mendesak untuk menghentikan produksi senjata nuklir taktis.

Sebagai imbalannya, mereka menawarkan janji untuk mengakhiri status paria Islamabad di bidang nuklir dengan mendukung masuk menjadi anggkota ke 48- Grup Pemasok Nuklir yang India sudah ada di dalamnya. Meskipun tidak ada komunike resmi dikeluarkan setelah perjalanan Sharif, menjadi dikenal telah menolak tawaran itu.

Kegagalan ini adalah tersirat dalam kesaksian bahwa Direktur DIA Letjen Vincent Stewart yang memberi keterangan kepada Komite Angkatan Bersenjata  Kongres AS Februari ini. “Senjata nuklir Pakistan terus tumbuh,” katanya. “Kami prihatin bahwa pertumbuhan ini, serta doktrin yang berkembang terkait dengan senjata [nuklir] taktis, meningkatkan risiko insiden atau kecelakaan.”

NEXT: NUKLIR STRATEGIS