Perang angkatan laut singkat tapi berdarah terjadi pada tahun 1982 di sekitar Kepulauan Falkland, yang dikenal sebagai Malvinas di Argentina. Secara umum Angkatan Laut Inggris disebut mendapatkan kemenangan besar dengan mengalahkan serangan udara berat Argentina dan memukul armada angkatan laut Negara tersebut.
Dari berbagai pertempuran, ada salah satu kapal selam Argentina yang cukup menarik yakni San Luis, yang sendirian menentang armada Royal Navy di laut.
San Luis adalah sebuah kapal selam Type 209 Jerman. Kapal ini dibangun dalam jumlah besar karena sangat banyak peminat terutama Negara-negara dengan kemampuan eknonomi tidak kuat.
Menggusur bobot hanya 1.200 ton dengan 36 awak, San Luis membawa 14 torpedo kapal selam Mark 37 dan 10 torpedeo SST-4 buatan Jerman untuk digunakan melawan sasaran permukaan. Kapal selam ini bisa berenang 42 kilometer per jam di bawah air atau 21 km per jam di permukaan serta memiliki kedalaman menyelam maksimum 500 meter.
Tetapi ketika memasuki perang San Luis memiliki banyak masalah. Kru terbaik kapal selam Argentina tengah ada di Jerman pada saat Perang Falkland. Kapal diisi dengan kru yang lebih junior dengan dikapteni Kapten Fernando Azcueta, seorang senior tetapi tidak memiliki banyak pengalaman dengan Type 209.
Selain itu, San Luis dalam kondisi yang mengerikan dan harus menjalani perbaikan dengan cepat. Snorkeling bocor, pompa lambung kapal rusak dan salah satu dari empat mesin diesel tidak operasional. Penyelam menghabiskan waktu hampir satu minggu mencoba untuk membersihkan krustasea dari lambung dan baling-baling San Luis yang menghambat kecepatan dan ketenangan kapal.
Kapal selam Argentina akhirnya diberangkatkan ke laut pada 11 April sementara situasi politik terus memburuk. Sistem pengendalian tembakan San Luis memungkinkan untuk secara otomatis membimbing tiga torpedo secara bersamaan setelah peluncuran. Tetapi itu rusak hanya delapan hari setelah mereka di laut, dan tidak ada petugas berpengalaman yang tahu bagaimana memperbaikinya. Kru hanya akan mampu meluncurkan satu torpedo pada waktu bersamaan dengan bimbingan wire manual. Namun, diputuskan San Luis harus melanjutkan misinya.
Sementara itu, Santa Fe, kapal selam kelas Balao milik Argentina yang lain dikirim ke laut 17 April untuk mengangkut marinir dan teknisi untuk memperkuat pasukan yang merebut pulau Georgia Selatan. Kapal selam ini yang pernah melayani Angkatan Laut Amerika selama Perang Dunia II.
Meskipun berhasil mengirimkan pasukan pada tanggal 25 April, kapal gagal menyelam cepat hingga dan terdeteksi oleh radar sebuah helikopter Wessex Inggris, yang segera bergabung dengan helikopter Wasp dan Lynx.
Santa Fe rusak oleh dua bom kedalaman, dihantam torpedo, disambar rudal anti kapal AS-12, dan diberondong dengan senapan mesin. Kapten kemudian menyerah dan ditangkap bersama dengan awaknya oleh pasukan Inggris. Serangan Santa Fe menandai tembakan pertama kampanye Inggris.
Hari berikutnya, San Luis diperintahkan untuk berlayar ke perairan sekitar pulau-pulau yang disengketakan, dan diberi wewenanguntuk menembak setiap kapal Inggris yang ditemui.
Namun, Royal Navy telah mencegat komunikasi San Luis dan mengerahkan helikopter serta frigat untuk memburunyau. Dengan cepat Angkatan Laut Inggris memiliki sepuluh frigat atau destroyer dan pembawa helikopter, serta enam kapal selam di wilayah itu.
Pada tanggal 1 Mei, sonar pasif San Luis ini mendeteksi HMS Brilliant dan Yarmouth, frigat khusus anti kapal selam. Acuesta meluncurkan torpedo SST-4 pada kisaran sembilan kilometer-tapi tak lama setelah peluncuran, panduan wire terputus. Acuesta cepat menurunkan kapal selam untuk bersembunyi di dasar laut.
Brilliant mendeteksi serangan itu, dua frigat dan helikopter mereka pergi untuk mengejar. Meluncurkan 30 bom kedalaman dan banyak torpedo, kapal Inggris berhasil meledakkan beberapa Paus untuk usaha mereka.