Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengharapkan dapat membuat kapal selam dan pesawat militer untuk keperluan pertahanan sendiri dengan transfer teknologi melalui berbagai kerja sama dengan pemilik teknologi mutakhir dari negara lain.
“Kami nanti ke depan buat pesawat sendiri,” ujar Menhan Ryamizard di Jakarta, Jumat 4 November 2016, seraya menambahkan sehingga mendorong industri pertahanan dalam negeri yang mandiri.
Menhan juga berharap industri pertahanan dalam negeri akan dapat memproduksi kapal selam untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Indonesia telah memesan tiga kapal selam baru kelas Chang Bogo dari pemerintah Korea Selatan dengan proses alih teknologi, yaitu dari galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).
“Kemarin kan kapal selam sudah dua. Yang ketiga (kapal selam) nanti dipasang di PT PAL, seharusnya tahun lalu. Tapi karena belum siap tapi sekarang siap. Nanti yang keempat dan seterusnya kita buat sendiri,” ujar Ryamizard.
Sementara itu, pada Kamis 3 November, Direktur Utama PT PAL Indonesia Muhammad Firmansyah Arifin mengatakan kerja sama pembangunan kapal selam ketiga sepenuhnya di bawah supervisi dari pemerintah Korea Selatan.
Dalam proses itu, Firmansyah mengatakan akan terjadi peralihan atau transfer teknologi yang mendorong kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
“Setelah kita berhasil mengadopsi teknologinya kemudian anak-anak di PT PAL berhasil mengembangkan sendiri teknologi tadi dan kita coba tawarkan ke negara lain, dan setelah melihat itu bisa disambut dengan baik oleh pasar internasional antara lain oleh Filipina. Itu memang kelihatan sekali ada proses terkait erat apa yang disampaikan pak Wakil Presiden dalam percepatan penguasaan teknologi,” ujarnya.
Untuk kapal selam ketiga dari Korea Selatan, pemotongan metal lunas kapal telah dilakukan Mei lalu di galangan kapal DSME, yang akan dikirim ke Indonesia pada Desember 2016 untuk dikerjakan tenaga ahli Indonesia di galangan PT PAL, Surabaya, dengan cara penggabungan bagian per bagian.
Pengadaan kapal perang menjadi prioritas dalam revisi Minimum Essential Force II 2015-2019 TNI AL untuk memenuhi keperluan arsenal guna mendukung visi World Class Navy.