India akan Beli 200 Jet Tempur Mesin Tunggal

India akan Beli 200 Jet Tempur Mesin Tunggal

India menyatakan akan membeli tidak kurang dari 200 jet tempur mesin tunggal dari asing, jika pesawat itu dibangun di India dengan mitra dalam negeri. Bahkan jumlah itu bisa meningkat hingga 300 pesawat.

Setelah kesepakatan pembelian sejumlah pesawat canggih Rafale dari Dassault di Prancis menurun hingga hanya 36 jet pada bulan lalu, Angkatan Udara India berupaya mempercepat akuisisi dan menghindari penurunan kekuatan operasional, yang saat ini kurang dari sepertiga kebutuhan untuk menghadapi China dan Pakistan.

Namun, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi ingin pesawat militer dibangun di India bersama mitra lokalnya untuk memulai industri pesawat terbang domestik dan mengakhiri ketergantungan terhadap impor pesawat mahal.

Perusahaan kedirgantaraan global Lockheed Martin menyatakan tertarik menyiapkan alur produksi pesawat F-16 di India tidak hanya untuk militer India, melainkan juga untuk ekspor.

Saab, produsen pertahanan asal Swedia, juga menawarkan pesawat Gripen. Kedua pesawat ini sama-sama jet tempur dengan mesin tunggal.

“Kekurangannya sebanyak 200 unit. Kami akan lihat jumlah minimumnya,” kata pejabat Angkatan Udara sebagaimana dikutip Reuters Sabtu 29 Oktober 2016.

Kementerian Pertahanan India telah mengirim permintaan kepada beberapa perusahaan jika mereka hendak mempersiapkan alur perancangan sejumlah pesawat tempur bermesin tunggal di India dan nilai transfer teknologi yang akan dilakukan, demikian kata sumber lain dari pemerintahan.

“Kami mencoba mendekati, menguji keinginan perusahaan asing untuk memindahkan produksinya di sini dan untuk mengetahui ekspektasi mereka,” kata seorang pejabat.

Pada awalnya, Angkatan Udara India berencana memesan 126 unit pesawat tempur bermesin ganda Rafale dari Dassault, namun kedua belah pihak tidak sepakat dengan istilah produksi lokal bersama perusahaan milik pemerintah India dan akhirnya disepakati 36 unit tergantung kondisi.

Bertambahnya persoalan militer menjadikan India selama tiga dasawarsa berupaya untuk memproduksi satu pesawat tempur bermesin tunggal yang berarti menjadi tulang punggung Angkatan Udara. Hanya dua dari pesawat tempur ringan (LCA) yang disebut dengan Tejas telah dikirim kepada pihak Angkatan Udara dari 140 unit yang dipesan.

Angkatan Udara menurunkan skadron operasional hingga menjadi 32 dari 45 yang mereka perlukan dan pada bulan Maret Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal BS Dhanoa kepada komisi pertahanan di parlemen mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki kekuatan operasional untuk menghadapi China dan Pakistan.

Tanggapan Saab menyatakan bahwa pihaknya telah siap tidak hanya memproduksi pesawat tempur Gripen di India, melainkan juga membantu mendirikan basis industri kedirgantaraan lokal.

“Kami sangat berpengalaman dalam transfer teknologi – kebijakan kami bekerja melalui kerja sama yang luas dengan mitra kami dalam membangun kelengkapan ekosistem, tidak hanya alur perancangan,” kata Jan Widerstram selaku Chairman dan Managing Director of Saab India Technologies.

Dia memastikan Saab menerima surat dari pemerintah India yang menginginkan pesawat tempur generasi keempat.

Sumber dekat dengan perusahaan tersebut menyatakan bahwa pada saat tidak ada order minimum yang ditetapkan untuk mempersiapkan alur produksi, mereka berharap bisa membangun sedikitnya 100 unit pesawat di pabrik tersebut.

Lockheed Martin juga menyatakan bahwa pihaknya menanggapi surat Kementerian Pertahanan India yang menawarkan transfer produksi pesawat tempur F-16 di India.

“Produksi eksklusif F-16 di India akan menjadikan India hanya sebagai tempat fasilitas produksi F-16 dan menjadi eksportir pesawat tempur canggih serta tawaran industri India akan menjadi bagian integral rantai pasokan pesawat tempur terbesar di dunia,” kata Eksekutif Nasional Pengembangan Bisnis Kedirgantaraan Lockheed Martin di India, Abhay Paranjape, melalui surat elektronik.

Tawaran Lockheen dilakukan berdasarkan perluasan hubungan militer Amerika Serikat-India setelah Washington menjadi pemasok utama senjata ke India dalam beberapa tahun dengan menyingkirkan sekutu lamanya, Rusia.

Pada awal tahun ini, Boeing juga menawarkan F/A-18 Hornet bermesin ganda kepada India, namun tidak jelas mengenai transfer teknologi.