Sebelumnya dilaporkan media Inggris dan banyak pihak melalui media sosial mengejek keputusan Kremlin untuk mengirim kapal induk tua ke Mediterania dan melintas di Selat Inggris.
Sejumlah pihak menyebut kapal induk Admiral Kuznetsov seberat 55.000 ton penuh dengan masalah terlihat dari asap tebal yang mengepul dari cerobong mesin ketika melintasi Inggris.
Bukan itu saja, disebutkan masalah pipa yang buruk hingga toilet yang tidak bisa bekerja baik. Kapal juga harus selalu didampingi kapal penarik atau tug untuk jaga-jaga jika mesin mati di tengah lautan seperti yang terjadi beberapa kali.
Sebuah artikel yang ditulis Con Coughlin, editor pertahanan Telegraph Selasa 25 Oktober 2016 menyebutkan tidak heran jika ada pendapat yang menyoroti negatif armada laut Rusia.
Dia mengisahkan pernah sekali berhasil mengunjungi markas Armada Utara Rusia Murmansk, setelah Vladimir Putin berkuasa. “Saya tidak bisa mengatakan saya sepenuhnya terkejut dengan penilaian ini. Selama makan malam yang saya hadiri dengan komandan lokal, ia [komandan lokal] menjadi begitu mabuk karena mengkonsumsi vodka dalam jumlah besar bahwa harus ia berjuang untuk menyelesaikan pidatonya kepada para tamu berkumpul.”
“Itu membuat saya berpikir bahwa jika petinggi Rusia melakukan hal ini, maka ancaman dari Rusia tidak lebih karena rasa nasionalis.”
Coughlin menulis bagi banyak orang, Admiral Kuznetsov dikirim ke Mediterania timur hanya untuk mengkonfirmasi pandangan bahwa ini keberanian Presiden Putin, militer Rusia yang saat ini sebenarnya jauh di bawah leluhurnya, Soviet.
Tetapi Coughlin menegaskan “Akan bodoh jika Pemerintah Inggris meremehkan kemampuan Rusia untuk mampu membuat kerusakan, bahkan dengan sumber daya militer yang terbatas.”
Aneksasi Moskow di Georgia dan Ukraina, serta penyerangan terhadap pasukan pemberontak di Suriah, menurut Coughlin adalah bagian dari rencana Putin untuk membangun kembali Rusia sebagai pemain utama di panggung dunia.
Dan, dengan Amerika terpaku dengan horor kontes pemilihan presiden saat ini telah menggoda Putin untuk memulai lagi petualangan militer lain, mungkin kali ini memfokuskan perhatiannya pada negara-negara Baltik.
Untuk mencegah tindak lanjut dari perambahan Rusia, menurut Coughlin, berarti Inggris harus memiliki respon militer yang kuat. Faktanya pemotongan pengadaan senjata karena pemangkasan anggaran memunculkan pertanyaan tentang kemampuan respons ini.
Faktanya Inggris sendiri saat ini tidak memiliki kemampuan kapal induk akibat dari Ulasan pertahanan Pemerintah yang dikeluarkan tahun 2010.
Dalam doktrin keamanan nasional dikatakan Inggris tidak menghadapi ancaman nyata di masa mendatang, sehingga satu-satunya kapal induk Kelas Invincible yang membawa jet Harrier akhirnya dipensiun.
“Logika cacat yang sama menyebabkan mereka harus melakukan patroli jauh dengan pesawat patroli maritim untuk menjadi baris pertama pertahanan kami dalam melindungi armada nuklir Trident dari kapal selam Rusia,” tulisnya
Untungnya, beberapa kesenjangan ini sedang diisi setelah ada uang baru yang disediakan dalam review pertahanan 2015, yang telah memungkinkan Kementerian Pertahanan Inggris menghabiskan £ 3 miliar untuk membeli sembilan pesawat Boeing P-8A Poseidon yang akan membantu untuk melindungi kapal selam Trident generasi baru, serta dua kapal induk Queen Elizabeth.
Review 2015 juga telah menyediakan dana untuk memastikan Inggris bisa membeli jumlah yang cukup dari Lockheed Martin F-35B untuk membuat kapal induk mereka kredibel.
Menteri Pertahanan Inggris mengakui kesalahan telah dibuat di masa lalu dan penyelesaian militer saat ini dengan menjamin belanja pertahanan pada 2 persen dari PDB untuk memperbaiki kerusakan dan akan memungkinkan Inggris untuk merebut kembali statusnya sebagai kekuatan militer terkemuka.