AS Jatuhkan Drone ISIS Tanpa Rudal, Ada 2 Hal Yang Bisa Disimpulkan

AS Jatuhkan Drone ISIS Tanpa Rudal, Ada 2 Hal Yang Bisa Disimpulkan

Angkatan Udara AS mengumumkan bahwa pada Senin 24 Oktober 2016 pihaknya berhasil menjatuhkan drone kecil  bersenjata yang dikendalikan ISIS di langit Irak tidak dengan rudal tetapi menggunakan senjata elektronik.

Ada dua hal yang bisa disimpulkan dari pernyataan ini, pertama ISIS telah memanfaatkan drone murah untuk melakukan serangan yang akan sulit dihindari dan membawa korban. Kedua, Amerika Serikat berhasil menguji sukses senjata elektronik yang juga disebutkan ditempatkan di Ukraina untuk melawan drone sparatis Ukraina yang didukung Rusia.

Saat berbicara di Center for a New American Security di Washington DC, Sekretaris Angkatan Udara AS Deborah Lee James merinci target yang ditembak jatuh tetapi tidak menyebutkan sistem yang digunakan.

Defense Tehc mengutip James mengatakan, “Prioritas utama bagi kita saat ini adalah ini bahaya yang muncul di Timur Tengah dalam hal sistem udara tak berawak yang  murah, dan bisa dibeli lewat internet. Meski drone kecil jika bahan peledak ditempatkan pada mereka, seperti yang kita lihat beberapa kali di Suriah dan Irak, dapat mengakibatkan kerusakan. ”

Berbagi panel dengan Sekretaris Angkatan Laut Ray Mabus dan Sekretaris Angkatan Darat Eric Fanning, James menyatakan bahwa ada banyak contoh ISIS menggunakan drone murah dan untuk mengirimkan bom di Suriah dan Irak.

Dilaporkan pekan lalu bahwa pesawat tak berawak kecil yang membawa bom meledak di Irak utara, menewaskan dua pejuang Peshmerga Kurdi yang berusaha untuk melucuti senjata dari drone tersebut.

James menawarkan bahwa peperangan elektronik, proses yang sedang digunakan melawan separatis yang didukung Rusia di Ukraina, akan menjadi taktik yang ideal untuk mengatasi ancaman ini.

Selama Military Marine Expo yang digelar September lalu, Komandan Special Operations Marine Corps Forces Master Sgt. Justin Olson membuat pernyataan serupa dengan James.

“Fokus kami saat ini tidak begitu banyak pada kontra-UAS skala yang lebih besar, tapi melawan sistem yang kecil yang akan digunakan musuh, ” katanya sebagaimana dikutip Military Times.

Dia menambahkan “Marinir mencari untuk melawan apa pun yang Anda dapat membeli dari toko.”

Beberapa bulan yang lalu Departemen Pertahanan AS membeli 100 “DroneDefenders,” jammers frekuensi yang menyerupai senjata otomatis, yang bisa mencapai drone hingga jarak 400 meter.

Website untuk Battelle, pabrikan Drone Defender menyebutkan “Sistem DroneDefender bisa cepat mengganggu kontrol pesawat tak berawak musuh, menetralkan, termasuk peledakan,  meminimalkan kerusakan drone dan risiko keamanan umum.”

Baca juga:

Melacak Asal-usul Kekuatan Drone Korea Utara