Filipina Malah Beli Fregat Korea Selatan

Filipina Malah Beli Fregat Korea Selatan

Filipina sebelumnya mengatakan akan membeli senjata ke Rusia atau China, tetapi yang terjadi justru menandatangani kontrak senilai US$337 juta dengan galangan kapal Korea Selatan untuk pengadaan dua fregat angkatan laut. Kontrak yang ditandatangani Selasa 25 Oktober itu menegaskan niatnya meningkatkan pertahanan laut.

“Kepemilikan fregat modern adalah langkah besar bagi Angkatan Laut Filipina menuju pembangunan pasukan kelas dunia dan dipersenjatai lengkap yang bisa melindungi wilayah kedaulatannya, kata juru bicara AL Kapten Lued Lincuna sebagaimana dikutip Reuters Selasa.

Lincuna mengatakan kontrak tersebut adalah pengadaan termahal bagi militer sejak Presiden Rodrigo Duterte berkuasa pada akhir Juni.

Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana menandatangani perjanjian itu dengan perwakilan Hyundai Heavy Industries Korea.

Duterte mengunjungi China sepekan lalu, untuk menormalkan hubungan dengan Beijing yang memburuk akibat sengketa Laut China Selatan, setelah China menguasai beting Scarborough pada 2012 dan membangun pulau buatan di Spratlys pada 2014.

Duterte mengatakan ia berharap China akan segera mengizinkan nelayan lokal untuk kembali ke beting Scarborough, yang merupakan lokasi pencarian ikan penting bagi nelayan Filipina, tanpa harus diusik oleh penjaga pantai China.

Pada Selasa Duterte juga berada di Jepang, yang sepakat untuk menyediakan 10 kapal penjaga pantai baru bagi Filipina.

Filipina pada September mengusulkan kenaikan 14 persen belanja pertahanan 2017, untuk mendanai program modernisasi militer lima tahun senilai 82 miliar peso (1,7 miliar dolar AS), untuk mengimbangi negara-negara tetangganya di Asia Tenggara.

Seorang pejabat pertahanan senior mengatakan kepada Reuters, Filipina juga akan membeli delapan kendaraan serbu amfibi dari Amerika Serikat, ditambah tiga helikopter anti-kapal selam serta dua pesawat patroli jarak jauh dari sebuah kontraktor pertahanan Eropa.

Kontrak pengadaan tiga radar udara senilai 2,6 miliar peso sebelumnya sudah diberikan kepada sebuah kontraktor Israel.

Belanja-belanja pertahanan terbaru ini merefleksikan niat Manila untuk menganekaragamkan sumber peralatan militer, mengurangi ketergantungan kepada AS, bekas penguasa kolonialnya, yang merupakan sumber utama persenjataan Filipina.

Sejak 2002 hingga 2011, AS menyediakan bantuan militer senilai hampir US$500 juta bagi Filipina untuk pembelian, pendidikan, pelatihan dan kontra-terorisme, kata Kedutaan Besar AS.

Selain itu, AS menyediakan tiga kapal -dua kapal patroli kelas Hamilton dan sebuah kapal patroli kelas Cyclone- serta sekitar 20 helikopter Amerika Serikat dari masa perang Vietnam.

Baca juga:

Cruiser, Destroyer dan Frigat, Apa Perbedaan Fungsinya?