Rusia mengaku telah dipaksa untuk mengambil langkah-langkah yang memadai guna menanggapi rencana penempatan pertahanan rudal AS guna menjaga keseimbangan kekuatan strategis.
“Rusia harus mengambil tindakan respons yang memadai untuk memastikan bahwa rencana anti-rudal Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya tidak mempengaruhi keseimbangan kekuasaan yang ada di daerah ini. Seperti yang kita pahami, mitra kami China juga bertindak dengan cara yang sama,” kata Wakil Kepala Staf Departemen Operasional Rusia Letnan Jenderal Viktor Poznikhir, Selasa 11 Oktober 2016.
Dia menambahkan bahwa para ahli militer Rusia dan China bersatu dalam penilaian mereka tentang rencana pertahanan rudal AS.
“Tahun ini, kami telah melakukan yang pertama latihan Rusia-China dalam pertahanan rudal,” kata Poznikhir di Forum Xiangshan.
“Latihan serupa juga akan berlangsung pada 2017.”
Rusia telah berulang kali menyatakan keprihatinan atas pembangunan sistem pertahanan rudal balistik di Eropa, yang disetujui pada 2010 selama pertemuan puncak NATO di Lisbon.
Sekelompok negara-negara Eropa, termasuk Polandia, Rumania, Spanyol dan Turki, sepakat untuk menggelar unsur-unsur sistem pertahanan rudal di wilayah mereka. Di bawah sistem pertahanan rudal yang direncanakan NATO, radar dan pencegat akan ditempatkan di beberapa negara anggota NATO di Eropa Timur. Perisai rudal juga diperkuat oleh pasukan angkatan laut.
Amerika Serikat telah mengaktifkan sistem pertahanan rudal Aegis berbasis darat di Rumania pada bulan Mei dan berencana untuk meluncurkan sistem kedua di Polandia pada tahun 2018 sebagai bagian dari perisai rudal Eropa.
Amerika Serikat dan NATO terus mengklaim bahwa sistem pertahanan rudal balistik ditujukan terutama pada melawan ancaman dari Iran dan Korea Utara.
Baca juga: