Setelah 20 tahun dalam pelayanan, pesawat Eurofighter Typhoon mungkin untuk sementara atau permanen akan dihentikan produksinya di Jerman.
Koran Jerman Die Welt Selasa 4 Oktober 2016 melaporkan perakitan akhir dari jet Eurofighter di Jerman yang pernah dianggap proyek prestise kemungkinan akan dihentikan setidaknya sampai 2018. Masalah utama adalah kurangnya kontrak dan kompleksitas proses produksi.
Komponen pesawat yang diproduksi di empat pabrik di Jerman, Inggris, Italia dan Spanyol, yang membuat produksi sangat rumit dan mahal.
“Ini menyerupai puzzle besar, semua sayap kanan diproduksi di Spanyol, sisanya di Italia dan bagian dari badan pesawat di Jerman,” tulis surat kabar itu.
“Komponen kemudian dirakit di empat pabrik akhir [terletak di empat negara] untuk memproduksi model siap terbang.”
Menurut Die Welt, perakitan akhir jet tempur mungkin juga akan ditangguhkan di Spanyol. Namun, Italia dan Inggris cenderung terus produksi jet dalam waktu dekat. Pihak berwenang Italia telah menandatangani perjanjian dengan Kuwait untuk mengekspor 28 jet Eurofighter pada 2018.
Inggris juga berharap untuk menandatangani kontrak penyediaan pesawat ke Arab Saudi. Manajer Eurofighter pernah berharap untuk order besar dari India, tapi jet Rafale Prancis yang dipilih.
Tahun lalu, total 41 Eurofighter Typhoon dikirim ke berbagai pelanggan. Sebagai perbandingan, catat surat kabar itu, Airbus membangun pesawat komersial lebih dalam satu bulan dari konsorsium Eurofighter di empat lokasi sepanjang tahun.
Baca juga: