Sedikit Lagi, Kekuatan Udara China Sejajar dengan Rusia dan AS

Sedikit Lagi, Kekuatan Udara China Sejajar dengan Rusia dan AS

Bulan lalu, Presiden China Xi Jinping mengumumkan rencana untuk memperkuat industri penerbangan negara itu, khususnya bidang mesin pesawat canggih.

China membangun perusahaan baru, Aero Engine Corp of China, yang ditugaskan untuk meneliti, mengembangkan, dan memproduksi mesin pesawat untuk industri penerbangan China.

Mesin pesawat memang tetap salah satu dari beberapa bidang di mana negara ini yang masih tertinggal dibandingkan negara lain khususnya Amerika Serikat darn Rusia.  China terus mengandalkan mesin impor untuk pesawat paling canggih mereka, termasuk J-10 dan pesawat transportasi Y-20, serta jet tempur generasi kelima J-20 yang semuanya masih menggunakan mesin Rusia.

Pembentukan perusahaan baru ini tampaknya bahwa inisiatif Beijing untuk mempercepat menutup masalah tersebut.

Alexander Khramchikhin analis militer sekaligus, Wakil Direktur  Russia’s Institute of Political , dan Andrei Frolov  serta editor majalah Arms Export menilai langkah ini memang bisa secara cepat menempatkan China sejajar dengan Rusia dan Amerika.

China, kata Khramchikhin, sudah berada di antara tiga kekuatan militer di dunia, bersama AS dan Rusia, dan mampu bersaing  termasuk dalam penerbangan militer.

“Angkatan Udara China, seperti yang Rusia, tetap di belakang AS ketika bicara masalah pesawat pendukung [termasuk kapal tanker, pesawat transport, dan pesawat peperangan elektronik], tetapi terus berusapa menutup kesenjangan,” katanya sebagaimana dikutip surat kabar Rusia Svobodnaya Pressa Jumat 9 September 2016.

Selanjutnya, “dalam hal jumlah pesawat generasi ke-4  yang dimiliki pada tahun-tahun mendatang, China diyakini akan memimpin dibandingkan Amerika Serikat dan Rusia. Dan pesawat terbang yang akan fisik yang lebih baru”

“Jadi dalam hal pesawat tempur China cukup kompetitif, dengan pengecualian penerbangan strategis.”

Di daerah itu, Khramchikhin mengatakan bahwa “China juga membangun Xian H-6 yang merupakan salinan dari Tu-16 Soviet. Namun, pada 1990-an, China membeli rudal jelajah strategis Kh-55 Soviet dari Ukraina, dan Tomahawk Amerika dari Pakistan. Sintesis mereka menghasilkan seluruh keluarga rudal jelajah China, termasuk CJ-10. Dalam hal ini, rudal balistik dan jelajah China  berbagai rentang, bersama-sama dengan drone serang akan melengkapi kemampuan penerbangan China. ”

Dia menyatakan China menggunakan strategi penelitian dan pengembangan senjata dengan mengambil teknologi Barat dan Rusia, dan menggabungkan mereka.

“Dengan demikian, Beijing sangat cepat memotong kesenjangan dalam kemampuan. Uni Soviet, yang juga tertinggal sangat jauh di belakang Barat pada 1940-an dan 1950-an, dan mengatasnya dengan cara yang sama.”

“Secara faktual,” Khramchikhin menjelaskan, “Industri penerbangan militer China telah menjadi pemimpin dunia dalam kemampuan produksi. Dalam satu tahun, negara itu bisa membangun lebih banyak pesawat tempur dari gabungan 28 negara NATO termasuk AS.

Dan berbicara tentang rendahnya kualitas pesawat China itu juga masih menjadi mitos. Sulit untuk berdebat dengan 100% kepastian saja, tetapi tingkat kecelakaan pesawat mereka tidak lebih tinggi dari Rusia atau orang Amerika.

Untuk saat ini, analis mencatat, industri penerbangan militer China masih memiliki beberapa titik-titik lemah. Salah satunya tidak mampu membangun mesin generasi ke-4 yang tepat.

Next: Tinggal Selisih Setengah Generasi