Indonesia dan Ukraina telah menandatangani kesepakatan untuk memperluas kerjasama dalam perdagangan pertahanan dan teknologi militer. Kesepakatan itu diambil selama kunjungan Presiden Ukraina Petro Poroshenko ke Indonesia yang berakhir 7 Agustus 2016.
Sebagaimana dilaporkan IHS Jane Selasa 9 Agustus 2016, di bawah nota kesepahaman (MoU) kedua negara akan mengeksplorasi perdagangan bidang pertahanan potensial, ekspor Ukraina ke Indonesia dan diikuti oleh kerjasama industri pertahanan.
Laporan menunjukkan bahwa perjanjian itu akan fokus pada peluang kedirgantaraan, kendaraan militer dan pertahanan elektronik selain juga perluasan kerjasama antara militer kedua negara.
“Perjanjian tersebut secara signifikan akan memperluas peluang kami di pertahanan teknis militer, pertahanan dan logistic,” kata Poroshenko dalam jumpa pers.
Sebelumnya Wakil Menteri Ekonomi bidang perdagangan Ukraina Natalia Mykolskiy mengatakan Malaysia tertarik dengan Ukraina untuk bekerjasama mempproduksi kendaraan lapis baja dan senjata anti-tank, sementara Indonesia disebut berencana untuk memperbarui armada pesawat angkut militer dengan An-70 yang dibangun Ukraina.
“Di Malaysia sudah memiliki tawaran untuk bekerja sama dalam produksi kendaraan lapis baja dan senjata anti-tank. Ada minat dalam desain kapal patroli dan membangun produksi mereka. Indonesia siap untuk membeli lisensi sistem radar Ukraina. Angkatan Udara berencana untuk meng-upgrade armada pesawat angkut militer Hercules C-130 dengan An-70 Ukraina. Topik pembicaraan lebih dari cukup dan saya yakin akan ada kejutan,” tulis Mykolskiy dalam blog-nya sebagaimana dikutip Ria Novosti Kamis 4 Agustus 2016.