Rusia berencana untuk membuat langkah-langkah lebih lanjut untuk mengurangi arsenal nuklirnya. Hanya saja rencana itu kemungkinan akan berubah karena pengaruh penempatan sistem perisai rudal Amerika Serikat dan ancaman senjata dari luar angkasa.
“Rusia percaya bahwa kemungkinan pengurangan lebih lanjut [dari persenjataan nuklir] dengan Amerika Serikat hampir selesai dan bahwa proses harus memperoleh karakter multilateral, yang melibatkan semua negara yang memiliki senjata nuklir,” kata Deputi Direktur Departemen Luar Negeri Rusia untuk Nonproliferasi dan Pengendalian Senjata kepada Sputnik Rabu 3 Agustus 2016.
Pejabat itu mencatat bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas strategis Rusia “Pertahanan rudal [AS] , ancaman penyebaran senjata di luar angkasa, ketidakseimbangan dalam senjata konvensional, dan situasi dengan perjanjian yang melarang uji coba nuklir tidak berlaku, dan hanya dengan memperhitungkan semua faktor ini, kami [Rusia] akan menentukan langkah lebih lanjut [untuk mengurangi senjata arsenal nuklir]. ”
Pada tanggal 29 Juli, Direktur Departemen Nonproliferasi dan Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia Mikhail Ulyanov mengatakan bahwa Rusia siap untuk mempertimbangkan guna memperluas perjanjian pengurangan senjata START jika Amerika Serikat mengirimkan penawarannya.
Media Amerika Serikat mengutip pejabat pemerintahan Presiden Barack Obama dalam laporan 10 Juli yang menunjukkan bahwa Obama berencana untuk menawarkan memperpanjang Perjanjian START selama lima tahun mulai 2021. Obama dilaporkan ingin memastikan pemerintah AS berikutnya tidak mengganggu pengurangan lebih lanjut dari penyebaran senjata nuklir.
Pada tahun 2010, Rusia dan Amerika Serikat menandatangani New Strategic Arms Reduction Treaty (New START) yang mulai berlaku pada bulan Februari tahun berikutnya, berlangsung hingga 2021.
Baca juga: