Rusia sedang mempersiapkan pembentukan resimen pertama pesawat tempur kapal induk MiG-29K/KUB untuk misi tempur bersama Penjelajah berat (kerap disebut kapal induk) Laksamana Kuznetsov dari Armada Utara. Saat ini, para pilot tengah dilatih mengendalikan pesawat baru tersebut di Krimea, dan mulai 1 Juli mendatang mereka akan memulai tugas perlindungan perbatasan maritim Rusia.
Satu resimen biasanya terdiri dari 12 pesawat. Bersama dengan Su-33, pesawat ini akan menjadi bagian dari kapal induk satu-satunya Rusia, Laksamana Kuznetsov. Markas besar armada tersebut menyampaikan bahwa kelompok pesawat yang telah diperbarui akan dikirim ke laut, untuk pertama kalinya, pertengahan tahun ini, dan pada kuartal ketiga tahun ini akan memulai misi tempur mereka di Laut Tengah.
MiG kapal induk ini merupakan pesawat jet generasi ke-4++ terbaru yang diproduksi secara berseri, kata Andrey Fomin, Pemimpin Redaksi Majalah Vzlyot.
“Di luar kemiripannya dengan versi darat MiG-29, pesawat ini sangat berbeda. Perbedaan itu ada pada teknologi siluman, sistem baru pengisian bahan bakar, pelipatan sayap dan mekanisme, yang membuat pesawat ini mampu melakukan lepas-landas dan pendaratan dalam kecepatan rendah,” tutur sang pakar pada RBTH dalam sebuah wawancara.
Menurut Fomin, Su-33 dirancang sebagai pesawat yang dapat memastikan superioritas udaranya dalam berbagai konflik karena pesawat ini merupakan pesawat tempur-pencegat skala penuh.
Sementara, MiG-29K/KUB merupakan pesawat multiperan yang didesain untuk menyediakan perlindungan udara bagi angkatan laut, serta menghancurkan target permukaan dan darat dengan senjata berpresisi tinggi, siang dan malam, dalam segala kondisi cuaca.
MiG-29K memiliki badan pesawat canggih yang terbuat dari material komposit, dan sistem kontrol fly-by-wire dengan redudansi empat kali lipat.
Tangki internal pesawat ini dapat menampung 50 persen bahan bakar lebih banyak dari pendahulunya. Tiga tangki bahan bakar tambahan ditempatkan di bawah badan pesawat dan sayap. Dengan begitu, jangkauan operasional pesawat ini meningkat drastis, begitu pula muatan senjatanya.
Versi darat MiG-29 dapat mengangkut beban empat ton, sementara versi kapal induk pesawat ini dapat mengangkut senjata seberat 6,5 ton. Gudang senjatanya termasuk misil jelajah anti-kapal supersonik terbaru X-31 dan X-35, serta bom udara dengan sistem pemandu televisi.
https://www.youtube.com/watch?time_continue=2&v=m9PJStI0rsA
MiG-29K/KUB awalnya dirancang berdasarkan pesanan AL India, dengan kerangka kerja kontrak yang ditandatangani dengan New Delhi pada 2004, ketika kapal pengangkut Laksamana Gorshkov ditransfer ke India.
“Pada 2009, rancangan MiG-29K untuk India melakukan pendaratan pertamanya pada kapal induk Rusia dengan kapal induk yang sama, yaitu Laksamana Kuznetsov. Banyak sistem yang digunakan untuk jet tempur ini, sesuai permintaan India, tak diproduksi di Rusia.
Sebagai contoh, terdapat sistem navigasi Prancis SIGMA 95 dan sejumlah perangkat lain yang, untuk alasan yang jelas (terkait kasus kapal Mistral -red.), tak mungkin digunakan oleh angkatan bersenjata Rusia,” kata Fomin.
Pada MiG ‘Rusia’ baru, perangkat elektronik asing digantikan dengan versi dalam negeri, dan sistem identifikasi ‘kawan atau lawan’ dirancang ulang sepenuhnya. “Ini merupakan salah satu alasan mengapa perlu waktu lama untuk meluncurkan pesawat tempur ini,” kata sang pakar.