Airbus Defence & Space mengincar peluang potensial di industri Eropa untuk mengembangkan pesawat tempur generasi baru yang akan menggantikan Panavia Tornado Angkatan Udara Jerman pasca-2030.
“Beberapa bulan yang lalu, Kementerian Pertahanan Jerman menyiapkan roadmap kemampuan pertahanan strategis, dan mereka mencari sesuatu untuk menggantikan kemampuan guna mengisi kesenjangan dengan penggantian Tornado,” kata Alberto Gutierrez, Kepala Program Eurofighter dan Jet Tempur Airbus Group sebagaimana dikutip Flihgtglobal Jumat 24 Juni 2016.
Airbus percaya lingkungan operasional di 2030-2040 memerlukan penggunaan kombinasi jet tempur berawak dan tak berawak. “Kami sedang bekerja dengan angkatan udara Jerman pada kebutuhan pelanggan,” kata Gutierrez. “Kami berpikir tentang sesuatu yang akan masuk ke dalam layanan pada tahun 2030.”
Konsep awal Airbus Defence & Space adalah membangun jet tempur dua kursi, dengan satu kru bertanggung jawab untuk komando dan kontrol dan berkoordinasi dengan pesawat tak berawak.
Gutierrez percaya pembangunan bersama – seperti yang digunakan pada program Eurofighter empat negara – akan bisa dilakukan dalam program ini dan akan “membawa solidaritas ke negara kita, dan juga mengamankan basis pertahanan-industri kita dan mendorong pertumbuhan”.