Udara Membara di Langit Suriah
Su-34

Udara Membara di Langit Suriah

Ada sejumlah pertempuan jarak dekat antara pesawat Rusia dengan berbagai negara lain selama kampanye udara di Suriah menjadikan wilayah udara negara itu bisa sewaktu-waktu meledak menjadi ajang dogfight.

Rusia memulai aksi kampanye udara mereka di Suriah dengan mengerahkan pesawat-pesawat mereka ke Latakia, di barat laut Suriah pada akhir September 2015. Sejak itu pertemuan udara dengan pesawat Amerika dan koalisi serta negara lain telah terjadi beberapa kali bahkan telah menjadikan pesawat Rusia jatuh.

Sebagai catatan pada 10 Oktober 2015 pesawat tempur multirole Su-30SM Rusia memiliki pertemuan jarak dekat dengan pesawat tempur AS yang tidak disebutkan jenisnya ketika mendukung Operasi Inherent Resolve.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pesawat genearsi 4 ++ derivatif Flanker itu telah melakukan peran pendamping udara untuk pesawat lain  yang tengah melakukan serangan di Suriah ketika didekadi pesawat Amerika, untuk melakukan VID (Visual Identification) meskipun beberapa sumber menyebutkan pesawat Rusia dicegat oleh pesawat AS.

Sebelum 10 Oktober, pesawat tempur Rusia mengikuti drone Predator AS setidaknya tiga kesempatan terpisah dan setidaknya beberapa kali pesawat Amerika dilaporkan mengubeh rute untuk deconflict dengan pesawat Rusia.

Salah satu insiden paling dekat adalah keterlibatan F-16 AS dari pangkalan Incirlik, Turki dan beberapa Su-34 Rusia. Setelah insiden pertama, Rusia dan Amerika Serikat menyepakati untuk mengkoordinasikan aktivitas udara mereka di langit di atas Suriah.

Insiden paling mematikan terjadi pada 24 November 2015 ketika F-16 Angkatan Udara Turki menembak jatuh Rusia Su-24 Rusia yang diduga melanggar wilayah udara Turki. Insiden ini menewaskan satu pilot Su-24 dan telah menyeret hubungan Moksow-Ankara dalam situasi buruk.

Pada bulan Februari 2016 Angkatan Udara Jerman mengatakan bahwa jet tempur Rusia termasuk Su-35S sering membayangi Tornado mereka selama misi pengintaian di wilayah udara Suriah ketika mereka terbang dari pangkalan udara Incirlik, Turki .

Sebuah “bentrokan jarak dekat”terjadi  antara empat F-15 Israel  dan dua Su-30SM Rusia diduga terjadi pada 20 April atau lebih dari satu bulan setelah Putin memerintahkan penarikan sejumlah pesawat tempur dari pangkalan udara Hmeymim. Terbang di atas Laut Mediterania , jet Israel mendekati Latakia memaksa Rusia mengirimkan dua jet Sukhoi mereka. Beberapa media Israel bahkan mengatakan pesawat Rusia setidaknya dua kali menembak pesawat militer Israel tetapi tidak ada insiden yang pernah dikonfirmasi.

Dan “bentrokan” terakhir terjadi pada 16 Juni 2016 lalu ketika Angkatan Laut mengirimkan dua F/A-18 dari kapal induk mereka di Mediterania untuk melakukan kontak jarak dekat dengan dua Su-34 Rusia (ada juga yang menyebut Su-24). Pesawat Amerika mencoba mengingatkan jet tempur Rusia untuk menghentikan serangan terhadap pemberontak yang didukung Amerika Serikat.

FA-18 berhasil mencegah setelah dilapokan pesawat Rusia memilih mundur, tetapi begitu jet AS meninggalkan daerah tersebut untuk mengisi bahan bakar, pesawat Rusia datang kembali untuk melakukan serangan lain.

Berbagai pertemuan ini menjadikan langit Suriah bisa menjadi udara yang semakin panas di masa depan. Belum ada tanda-tanda Amerika dan koalisinya akan menarik kekuatan udara dari wilayah tersebut. Meski Rusia telah menarik pasukannya, tetapi faktanya sejumlah pesawat masih terus melakukan serangan udara. Di sisi lain ada kabar Iran juga akan mengirimkan pesawat untuk mendukung gerak maju pasukannya untuk melawan ISIS di Suriah.