Setelah terkatung-katung sekian lama kesepakatan pembelian ratusan Rafale oleh India akhirnya mencapai langkah maju. Kementerian Pertahanan India dan Dassault telah menyelesaikan sebuah ‘draft kontrak’
Rafalememenangkan kontrak Janaury 2012, tetapi kesepakatan belum bisa dilaksanakan karena peningkatan biaya. Komite Negosiasi Biaya, yang didirikan pada Februari 2012 untuk membahas masalah ini belum juga membawa hasil.
Langkah maju dicapai pada Juli 2014 lalu saat kunjungan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius ke New Delhi. “Ya, kami sedang dalam proses finalisasi draft kontrak untuk kesepakatan. Dan kami juga mengharapkan Komite Negosiasi Biaya untuk menyerahkan laporannya segera,” kata seorang pejabat kementerian pertahanan senior, yang mengetahui rahasia perkembangan.
Tapi pejabat itu menolak untuk memberikan kerangka waktu untuk kesepakatan. “Sangat sulit untuk memprediksi tanggal manapun untuk menandatangani kontrak. Tapi, itu harus terjadi dalam beberapa bulan ke depan,” kata petugas itu, meminta anonimitas.
Indian Air Force (IAF), yang menghadapi masalah dengan kekuatan tempurnya yang banyak menua. Jika kesepakatan ini ditandatangani pada akhir tahun Rafale akan tiba baru pada 2017 saat itu Skuadron MiG-21 India harus sudah dinonaktifkan.
Para pejabat mengklaim bahwa ketika tender mengambang pada tahun 2002 biayaketika anggaran awal yang disepakati US $ 12 miliar membengkak US$ 18 milyar pada 2007 dan jadi $ 20 miliar pada 2012.
Delapan belas dari 126 pesawat baru yang akan dibeli langsung dari Dassault dan Hindustan Aeronautics Limited akan memproduksi 108 di bawah lisensi, di fasilitas baru di Bangalore
Comments are closed