Pekan lalu pada Eurosatory 2016, sebuah pameran pertahanan internasional, Rheinmetall Jerman meluncurkan meriam baru yang lebih besar untuk dipasang ke tank generasi baru, dan mungkin akan ambil bagian dalam perang tank generasi berikutnya.
Saat ini, standar utama untuk menara tank tempur di negara-negara NATO adalah smoothbore 120 mm yang juga dikembangkan oleh Rheinmetall. Kaliber standar membuat koordinasi dan pengadaan amunisi akan mudah antara negara-negara sekutu.

Seperti halnya dengan tank terbaru Rusia T-14 Armata, yang sepertinya dirancang dengan kemampuan anti-tank NATO. Armata memiliki baja pertahanan aktif dan reaktif eksplosif untuk bisa menahan pada putaran smoothbore 120 mm dari M1 Abrams AS atau Leopard 2 Jerman.
Tapi fitur defensif seperti baja reaktif dan pertahanan aktif bersifat modular dan dapat ditambahkan ke tank yang ada. Apa yang tidak bisa dengan mudah dipasangkan ke tangki yang ada adalah menara yang lebih besar.
Armata memiliki meriam utama 125 mm, dan menara baru Rheinmetall lebih besar yakni di 130 mm, tetapi penyesuaian kecil ini membuat dampak besar. Menurut perusahaan, meskipun mereka hanya meningkatkan kaliber sebesar delapan persen, mereka memberikan peningkatan 50% dalam energi kinetik dibangingkan meriam 120 mm yang digunakan NATO saat ini.
Seiring dengan turret baru, mereka telah merancang armor-piercing fin-stabilized baru untuk menganti sabot round. Sebuah amunisi baru yang akan menghancurkan tank dengan cara melelehkan armor pertahanan musuh.
Menara baru dan putaran masih memiliki jalan panjang untuk pergi sebelum dipasang ke setiap tank baru atau lama. Perakitan menara dan putaran raksasa mungkin memerlukan tank baru dengan autoloader.
Tapi Jerman dan Prancis telah bersama mengembangkan tank baru, yang disebut “sistem tanah tempur utama,” dan berusaha untuk mengembangkan tank yang mampu melawan ancaman berikutnya yang mungkin akan memasang meriam standar masa depan 130 mm smoothbore.