Inilah Respons Rusia untuk NATO di Kutub Utara

Inilah Respons Rusia untuk NATO di Kutub Utara

Rusia memperkuat pertahanan sektornya dari Arktik atau kutub utara dengan mengembangkan sistem pertahanan rudal Tor versi Arktik. Laporan juga menyebutkan bahwa ‘keluarga’ kendaraan lapis baja high-pass juga dalam pengembangan.

Berbicara kepada Sputnik, ahli militer berpendapat bahwa tindakan ini sebagai respons langsung terhadap geakan NATO di wilayah tersebut.

Perwakilan dari produsen, Izhevsk Electromechanical Plant, bagian dari produsen pertahanan Almaz-Antey Rusia, mengatakan kepada media Rusia versi Arktik dari sistem rudal pertahanan permukaan ke udara, Tor, diatur untuk masuk pengujian di musim gugur 2016.

“Para pengembang telah menyajikan modul lanjutan dari Tor (pelaporan NATO: SA-15 Gauntlet) dipasang pada chassis dari kendaraan segala medan DT-30,” kata perwakilan perusahaan.

Dia menambahkan bahwa semua karakteristik utama mirip dengan sistem Tor-M2 yang dipasang pada sistem tracking dengan satu-satunya perbedaan adalah bahwa versi Arktik dipasang pada platform amfibi.

Tor-M2 adalah sistem rudal pertahanan udara jarak pendek generasi baru dari keluarga Tor. Sistem Tor-M2 dirancang untuk mempertahankan fasilitas penting militer dan pemerintah dari serangan pesawat, helikopter, kapal jelajah dan peluru kendali dalam kondisi segala cuaca dan di bawah tekanan jamming elektronik lawan.

Versi modern Tor-M2 dapat melibatkan semua jenis target udara modern yang terbang pada kecepatan hingga 700 meter per detik pada jarak 12 km dan ketinggian hingga 10 km. Sebuah batalion Tor-M2, terdiri dari empat kendaraan tempur yang bisa menyerang 16 sasaran secara bersamaan.

Laporan sebelumnya juga menyebutkan bahwa Rusia sudah mengembangkan sebuah “keluarga” kendaraan lapis baja high-pass. Kendaraan pengangkut pasukan, beberapa peluncur roket, platform artileri self-propelled dan semua kendaraan akan memasuki layanan dengan kelompok pasukan Arktik.

Dalam beberapa tahun terakhir Rusia telah aktif menjelajahi wilayah utaranya. Proyek prioritas melibatkan ekstraksi sumber daya mineral dan pengembangan Rute Laut Utara, yang secara bertahap menjadi alternatif untuk alur laut tradisional dari Eropa ke Asia.

Rusia juga menyebut negara-negara anggota NATO telah meningkatkan kehadiran militernya di kawasan tersebut hingga Rusia telah membuat keputusan untuk juga memperkuat kehadiran militer.

Igor Korotchenko, seorang ahli militer dan pemimpin redaksi majalah Pertahanan Nasional Rusia, kepada Radio Sputnik mengatakan semua hal di atas dapat dianggap sebagai jawaban terhadap gerakan negara-negara anggota NATO di wilayah tersebut,

“Dengan mempertimbangkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir NATO bergerak aktif ke dalam wilayah Arktik, membangun infrastruktur militer di sana, Rusia dipaksa untuk menanggapi,” katanya Kamis 2 Juni 2016.

Namun ahli menambahkan bahwa tindakan Rusia lebih dari karakter defensif dengan biaya yang efektif dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh NATO.