Typhoon dan Paveway IV Dominasi Misi Inggris di Irak dan Suriah

Typhoon dan Paveway IV Dominasi Misi Inggris di Irak dan Suriah

Angka yang dikeluarkan pemerintah Inggris terkait misi serangan ke ISIS di Irak dan Suriah menyebutkan mereka telah melakukan 43 serangan di Suriah di bawah Operasi Shader sejak misi ofensif diperpanjang pada bulan Desember. Misi ini hanya sebagian kecil dari total kampanye yang dimulai di atas Irak pada September 2014.

Partisipasi Inggris dalam upaya melasan ISIS telah berlangsung selama 20 bulan. Dalam kurun waktu itu mereka telah melakukan lebih dari 800 serangan udara. Serangan ini termasuk 760 di Irak dan 43 di Suriah.

Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon mengatakan pada 24 Mei meski serangan ke Suriah rendah, jumlah operasi yang dilakukan oleh pesawat RAF dalam mendukung operasi ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain di luar Amerika.

Angka yang dikeluarkan oleh pemerintah pada tanggal 29 April sebagai tanggapan atas permintaan kebebasan informasi menunjukkan ketergantungan RAF masih ke Eurofighter Typhoon di Irak. Pesawat dikerahkan dari pangkalan RAF Akrotiri di Siprus.

Inggris memiliki tiga jenis tempur yang dikerahkan ke Timur Tengah yakni pesawat tak berawak General Atomics Aeronautical Systems MQ-9 Reaper, Panavia Tornado GR4 dan Typhoon.

Sebagaimana dilaporkan Flightglobal Selasa 31 Mei 2016, antara Januari dan Maret 2016, Reaper Inggris melakukan delapan serangan udara di Irak dan 12 di Suriah. Tornado melakukan masing-masing 52 dan 15 serangan ke Irak dan Suriah, sedangkan Typhoon untuk kedua negara ini total melakukan 104 serangan.

Bom dibandu Raytheon Systems Paveway IV menjadi senjata pilihan yang digunakan dengan Typhoon telah merilis bagi 252 bom ini selama selama periode tersebut, ditambah 26 putaran meriam Mauser 27mm.

Reapers merilis 47 rudal AGM-114 Hellfire, ditambah lima bom GBU-12 yang dipandu laser. Tornado menggunakan 147 Paveway dan 42 rudal MBDA Brimsone.

Awalnya hanya Reaper dan Tornado dikerahkan dalam peran ofensif, tapi tak lama setelah keputusan parlemen, enam Typhoon dikirim ke wilayah tersebut, bersama dengan dua Tornado GR4 tambahan.

Opeasi RAF juga didukung peswat intelijen elektronik Boeing RC-135W Rivet Joint, tanker Airbus A330 Voyager, transportasi taktis Lockheed C-130J, pesawat AWACS Boeing E-3D Sentry dan pesawat pengintai Raytheon Sentinel R1.

Pemerintah mengatakan “untuk alasan keamanan operasional” mereka tidak bisa mengungkapkan berapa banyak armada Reaper yang ereka kirim ke  Timur Tengah, tetapi menegaskan awalnya dua dikerahkan saat operasi yang dimulai pada tahun 2014.

Inggris berpartisipasi dalam koalisi pimpinan AS yang meliputi Australia, Belgia, Denmark, Prancis, Yordania dan Belanda di Irak dan Suriah, sementara Turki, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah berkomitmen untuk mengoperasikan aset mereka di atas Suriah. Sebuah E-3A AWACS NATO juga disediakan jika diperlukan.

Angka menunjukkan, pada 10 Mei, pesawat koalisi telah terbang sekitar 91.821 sorti dalam mendukung operasi di kedua negara. Dari jumlah itu  12.199 merupakan misi serangan udara dengan 8322 di Irak dan 3.877 di Suriah.  Sekiar 68% dari serangan udara koalisi di Irak dan 94% di Suriah dilakukan oleh pesawat AS.

Inggris mengatakan pada bulan November pihaknya telah melakukan 8% dari serangan udara koalisi di Irak, sementara Tornado memberikan 60% data intelijen. Reaper dan pesawat Airseeker yang melakukan misi pengintaian di atas Suriah sejak Oktober 2014, juga telah menyediakan hingga 30% data intelijen.