Arab Saudi menangkal dan menghancurkan misil balistik yang ditembakkan dari Yaman. Hal ini dijadikan alasan koalisi militer pimpinan Arab Saudi mereka kemungkinan akan mempertimbangkan kembali gencatan senjata yang berlaku sejak April.
Kantor berita nasional Arab Saudi, SPA, mengutip pernyataan itu yang mengatakan bahwa misil yang diluncurkan pada Senin 30 Mei 2016 malam merupakan kejadian kedua dalam bulan ini. Misil dicegat dan dihancurkan di udara tanpa menyebabkan kerusakan apapun. Pasukan udara juga telah menghancurkan alat peluncur misil itu.
Arab Saudi, memimpin sebuah koalisi negara-negara Arab, melakukan intervensi di Yaman pada Maret tahun lalu terutama dengan sejumlah serangan udara, untuk mencoba mengembalikan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan. Pihak Houthi, yang didukung oleh pasukan yang setia terhadap mantan presiden Ali Abdullah Saleh, telah menguasai markas sementara Hadi di kota Aden di bagian selatan, dan memaksanya untuk meninggalkan negara.
Perang telah menewaskan lebih dari 6.200 orang dan membuat lebih dari 2,5 juta orang mengungsi dari tempat tinggalnya.
Pihak Houthi menjelaskan keberhasilan merebut ibu kota Sanaa, pada 2014 dan kemajuan mereka di Aden sebagai bagian dari sebuah revolusi untuk melawan korupsi dan untuk menghentikan serangan dari Al Qaeda. Mereka telah menuduh koalisi pimpinan Arab Saudi melanggar gencatan senjata dengan melakukan serangan udara.
Bersama dengan pemerintahan Yaman yang diasingkan dan didukung oleh Arab Saudi, pihak Houthi saat ini terlibat dalam pertemuan damai di Kuwait yang bertujuan untuk mengakhiri perang yang telah berjalan selama 14 bulan, dan meringankan krisis kemanusiaan di negara termiskin Semenanjung Arab itu.Pertemuan yang diadakan oleh PBB itu sejauh ini masih menghasilkan sedikit.
SPA tidak memberikan rincian apapun terkait sasaran maupun jenis misil yang digunakan. Meskipun demikian, lembaga itu mengatakan bahwa koalisi pimpinan Arab Saudi memperingatkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam terhadap pelanggaran gencatan senjata apapun, yang dimulai pada 10 April lalu itu.
“Pihak koalisi, melalui pernyataan ini, menegaskan bahwa pelanggaran gencatan senjata oleh milisi Houthi beserta para pendukungnya yang menyasar wilayah kerajaan, akan memaksa koalisi untuk mempertimbangkan kembali kemungkinan akan kebijakan ini (terkait pertahanan diri),” SPA menyebutkan.
Arab Saudi mengatakan pada 9 Mei lalu bahwa mereka juga telah menangkal dan menghancurkan sebuah misil balistik yang ditembakkan dari Yaman sebelum berhasil mengenai sasarannya.