China Punya Hampir 3.000 Pesawat, Apakah ini Penting bagi AS?
J-10

China Punya Hampir 3.000 Pesawat, Apakah ini Penting bagi AS?

Salah satu bagian dari laporan Departemen Pertahanan Amerika 2016 tentang kekuatan militer China menyoroti angkatan udara negara ini, yang kini mendekati 3.000 pesawat. Jumlah ini menempatkan China di depan negara manapun di dunia, selain Amerika Serikat dan Rusia.

Flight Global 2016 2016 menempatkan kekuatan China dengan total 2.942 pesawat, termasuk milik angkatan Udara (PLAAF) sebanyak 1.977 pesawat, Angkatan Darat 556, dan Angkatan Laut China 409.

Sementara kekuatan total Amerika adalah 13.717 pesawat yang tersebar di empat layanan (termasuk Korps Marinir AS). Jumlah pesawat Amerika juga tersebar hampir rata di seluruh angkatan. Tidak seperti China yang masih dominan di Angkatan Udara, pesawat Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Marinir Amerika hampir seimbang.

Komposisi armada juga berbeda. Amerika Serikat memiliki sekitar 2.200 jet tempur jarak pendek, sementara China memiliki 1.200. Untuk kualitas pesawat harus diakui Amerika masih lebih unggul. China masih menerbangkan lebih dari 400 J-7, pesawat terbang yang efektif, tetapi tidak kompetitif jika dibandingkan dengan armada milik Amerika.

Amerika Serikat juga memiliki kelebihan besar dalam jenis pesawat lain. Amerika Serikat, juga  memiliki 78 persen dari pesawat tanker di dunia yang akan mendukung daya jangkau pesawat semakin sulit ditandingi.

Seperti kapal angkatan laut, keunggulan luar biasa Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika hanya bermanfaat sejauh pasukan mereka dapat mengkonsentrasikan pesawat di medan perang.

Salah satu hal yang harus diingat sebuah serangan udara memiliki tujuan utama untuk menghancurkan “benteng” lawan.  Keberhasilan operasi selanjutnya adalah bagaimana benteng ini bisa dieliminasi untuk kemudian kapal dan pesawat bisa masuk arena serang.

Dan ini menjadi masalah paling sulit dihadapi sejak Perang Dunia II. Serangan Gabungan Bomber sekutu pada Perang Dunia II telah menelan banyak korban karena pertahanan udara Jerman yang bisa dikatakan sudah terintegrasi saat itu. Kontrol radar Inggris juga telah membawanya memenangkan Battle of Britain melawan Jerman.

Di Vietnam, pasukan Vietnam Utara mengandalkan pada kombinasi SAM dan taktik hit and run yang memaksa Amerika harus membayar mahal dengan banyaknya pesawat yang berjatuhan. Selama Linebacker II, SAM Vietnam Utara merusak armada pembom strategis Angkatan Udara AS. Sebaliknya, kurangnya pertahanan di Irak (pada tahun 1991) dan Jepang (tahun 1945) telah membuktikan Amerika dan sekutu bisa leluasa mengacak-acak negara tersebut dari udara.

Jauh sebenarnya yang jauh lebih penting dari jumlah pesawat China adalah upaya Beijing untuk terus membangun jaringan pertahanan teritorial yang akan memungkinkan pesawat China melawan pesawat lawan terutama AS dalam keadaan yang mereka pilih. Dan tentu saja, kemampuan Amerika Serikat untuk menghancurkan jaringan defensif ini dengan kemampuan siluman, rudal jelajah, drone, dan sarana lainnya. Ini  adalah kunci keberhasilan AS dalam konflik apapun. Jadi jumlah pesawat China bukan titik paling penting yang harus ditakuti Amerika.