AS Akan Beri Filipina Mata Langit untuk Pantau Laut China Selatan
Aerostat

AS Akan Beri Filipina Mata Langit untuk Pantau Laut China Selatan

Amerika Serikat akan mengirmkan balon udara observasi Aerostat ke Filipina untuk membantu melacak aktivitas maritim dan menjaga perbatasannya di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.

Philip Goldberg, Duta AS untuk Filipina, mengatakan Washington akan memberikan Manila mengirmkan sensor, radar dan peralatan komunikasi senilai US$42 juta. “Kami akan menambah kemampuan untuk menempatkan sensor pada kapal dan menempatkan balon udara aerostat di udara untuk melihat ke dalam ruang maritim,” kata Goldberg dalam wawancara dengan CNN Filipina, Senin 18 April 2016.

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan yang diyakini memiliki simpanan besar minyak dan gas. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim secara tumpang tindih pada wilayah yang menjadi lalu lintas perdagangan dengan nilai sekitar US$5 triliun per tahunnya itu.

Menteri Pertahanan AS Ash Carter mengunjungi Filipina pekan lalu menegaskan kembali komitmennya untuk melindungi Manila di bawah perjanjian keamanan 1951.

China telah memperluas kehadirannya di tujuh pulau buatan di kepulauan Spratly dan pada Senin 18 April telah mendaratkan pesawat militer untuk pertama kalinya pada salah satu dari pulau di Fiery Cross Reef.

Kunjungan Carter juga sinyal awal dari pengerahan militer AS di Filipina, dengan 75 tentara akan ditempatkan dari sebuah pangkalan udara di utara Manila. Selain itu sejumlah pesawat juga ditempatkan termasuk A-10 Thunderbolt II.

Goldberg mengatakan kedua sekutu telah sepakat untuk mendirikan sebuah sistem untuk membangun sistem komunikasi yang aman sebagi bagian dari bantuan senilai US$425 juta yang akan diberikan selama lima tahun.

Manila juga akan menerima sekitar $ 120 juta bantuan militer AS tahun ini, jumlah terbesar sejak tahun 2000 ketika militer Amerika kembali ke Filipina untuk pelatihan dan latihan setelah absen delapan tahun. Mereka menandatangani kontrak baru pada 2013 yang memungkinkan peningkatan kehadiran militer AS di negara tersebut.

Baca juga:

Lepas dari Tambatan, Balon Radar Aerostat Mengembara 4 Jam