9 Tahanan Kembali Dilepas, Neraka Guantanamo Makin Sepi

9 Tahanan Kembali Dilepas, Neraka Guantanamo Makin Sepi

Amerika Serikat telah mentransfer sembilan tahanan dari fasilitas penahanan Guantanamo Kuba ke Arab Saudi. Kesembilan orang tersebut berasal dari Yaman.

Arab Saudi bersedia menerima sembilan orang itu sebagai ‘anak asuh’ karena melihat Yaman dalam kondisi tidak stabil untuk bisa mengawasi mereka.

Dengan sembilan tahanan yang dilepas ini maka masih ada 80 tahanan di penjara militer AS – yang sebagian besar ditahan tanpa tuduhan atau pengadilan selama lebih dari satu dekade. Presiden Obama ingin menutup penjara sebelum ia mengakhiri tugasnya di Gedung Putih.

Wartawan BBC Laura Bicker di Washington mengatakan bahwa transfer sembilan tahanan telah menjadi kesepakatan lama antara Washington dan Riyadh dan datang hanya beberapa hari sebelum Presiden Obama mendarat di Arab Saudi untuk pertemuan puncak sekutu Teluk Arab.

Langkah ini merupakan bagian dari dorongan pemerintahan Obama untuk melepaskan tahanan yang dianggap berisiko rendah. Gedung Putih ingin mentransfer sisanya ke AS tapi Kongres masih menentang.

Rilis terbaru berarti bahwa jumlah narapidana di Teluk Guantanamo mencapai titik adalah yang terendah dalam sejarah 14 tahun. Sebanyak 26 tahanan lain telah disetujui untuk meninggalkan pangkalan pada akhir musim panas.

“Amerika Serikat berterima kasih kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi atas kesediaan untuk mendukung upaya AS yang sedang berlangsung untuk menutup fasilitas penahanan Guantanamo,” kata sebuah pernyataan Pentagon yang dikutip BBC Sabtu 16 April 2016.

Salah satu narapidana profil tinggi yang akan dibebaskan adalah Tariq Ba Odah yang telah dipaksa makan setiap hari sejak ia melakukan aksi mogok makan pada tahun 2007.

“Transfer Mr Ba Odah hari ini menjadi akhir dari salah satu bab paling mengerikan dalam sejarah Guantanamo,” kata Omar Farah, salah satu pengacaranya.

Mereka yang dirilis dari Guantanamo akan dimasukkan dalam program rehabilitasi yang dikelola pemerintah di Arab Saudi yang bertujuan untuk mengintegrasikan mereka kembali ke masyarakat.

Gedung Putih pada bulan Februari menyampaikan rencana ke Kongres untuk menutup Teluk Guantanamo yang membutuhkan anggaran US$445 juta setiap tahunnya.

Penjara ini terletak di pangkalan angkatan laut Amerika di tenggara Kuba. Mantan Presiden AS George W Bush yang membuka penjara ini untuk mengakomodasi para tersangka teroris setelah serangan 9/11 di Amerika Serikat. Penjara ini dikenal sebagai ‘neraka’ karena kerasnya metode introgasi yang digunakan. Berbagai kekerasan di Guantamo telah terungkap dan menjadi kritikan keras banyak pihak.

Para pejabat Gedung Putih mengatakan mereka tidak bisa memberikan nama-nama orang ditahan, tetapi New York Times mengaku memiliki daftar nama itu.

Baca juga:

Jika Rekaman Penyiksaan CIA Bocor, Dunia Tak Bisa Memaafkan AS