Amerika Tetap Dominasi Ekspor Pesawat Militer
USAF

Amerika Tetap Dominasi Ekspor Pesawat Militer

Meskipun sempat kesulitan mengamankan penjualan jet tempur pada tahun 2015, kekhawatiran tentang erosi ekspor militer AS karena lambatnya proses persetujuan mungkin berlebihan.

Aude Fleurant, Direktur program pengeluaran militer Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengatakan kualitas peralatan AS dan keragaman basis pelanggan masih lebih baik dibandingkan dengan yang dari Rusia dan China. Data baru dari SIPRI menunjukkan pengeluaran militer global mengalmai kenaikan 1% pada tahun 2015 menjadi US $ 1,68 miliar atau 2,3% dari produk domestik bruto di seluruh dunia.

Pemerintah AS memproses transaksi penjualan militer asing senilai US$35 miliar di tahun 2015 dan US$11,7 miliar untuk senjata dalam bentuk bantuan militer.

Dalam hal ekspor pesawat militer, Amerika masih unggul dibanding negara lain berdasarkan data SIPRI. Pembelian terbesar datang dari Jepang ketika pada 2015 ketika memutuskan untuk membeli Northrop Grumman E-2D Hawkeye, RQ-4 Global Hawk dan Bell Boeing V-22 Osprey. Sementara Australia, Qatar dan Uni Emirat Arab menjadi pembeli terakhir dari Boeing C-17. Data SIPRI juga menyebutkan Arab Saudi membeli 10 Sikorsky MH-60R Seahawks dan Spanyol membeli empat General Atomics Aeronautical Systems MQ-9 Reaper.

Namun, sejauh ini kontraktor AS dan negara-negara calon pembeli menyatakan keprihatinan tentang waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan persetujuan penjualan pesawat tempur.

“Saya pikir berlebihan jika menyebut ada erosi dominasi AS dari perdagangan senjata,” kata Fleurant di Stimson Center di Washington DC pada 5 April sebagaimana dikutip Flightglobal.

“Rusia adalah tergantung pada India untuk ekspor senjatanya dengan  sekitar 30%. Jika India memutuskan tidak ingin membeli senjata Rusia lagi, industri Rusia dalam kesulitan yang sangat besar. China juga sangat sangat tergantung pada Afrika. ”

NEXT: DATA EKSPOR PESAWAT MILITER 2015