Sebagian besar tentara dan pesawat Rusia seharusnya sudah keluar dari Suriah saat ini, tapi hal itu tidak terjadi. Rusia masih mempertahankan lebih dari dua lusin pesawat militer di Suriah dan terus mengirim peralatan militer ke negara itu.
ABC News menguptip pejabat Amerika Serikat melaporkan situasi yang ada sekarang ini telah memunculkan pertanyaan apakah Rusia berencana untuk melakukan kehadiran jangka panjang di Suriah.
Pejabt militer AS itu mengatakan pada puncaknya, ada 42 pesawat tempur Rusia dan pembom berbasis di pangkalan udara Latakia di Suriah. Dan diperkirakan bahwa tentara Rusia telah berkembang sebanyak 5.000 untuk mendukung misi udara dan untuk membantu pasukan Suriah dengan helikopter, tank dan artileri untuk mendukung serangan darat Angkatan Darat Suriah.
Video yang dirilis Departemen Pertahanan Rusia tak lama setelah pengumuman penarikan kekuatan dua pekan lalu menunjukkan sejumlah pesawat tempur, bomber dan pesawat transportasi kembali ke pangkalan di Rusia dari Suriah. Pejabat di Central Command AS melihat pada saat itu muncul Rusia berada di jalur untuk menjaga komitmen mereka guna mengurangi kekuatan angkatan udara mereka di Suriah.
Tapi visual dua pejabat AS mengatakan kepada ABC News tidak ada keberangkatan pesawat militer sejak saat itu. Kemungkinan sebanyak 28 pesawat Rusia masih terus beroperasi dari pangkalan, yang berarti dua-pertiga dari pesawat militer Rusia tetap di Suriah. Dan para pejabat mengatakan tampaknya tidak ada persiapan untuk mengirim mereka pulang dalam waktu dekat.
Rusia masih menggunakan semua helikopter mereka yang dikerahkan ke Suriah yang berjumlah 18, termasuk serangan helikopter Mi-28 “Havoc” untuk terus mendukung pasukan darat Suriah memerangi ISIS. Dan tank-tank dan artileri Rusia terus dikirim ke Suriah terus membantu Tentara Suriah. Hal ini terlihat jelas ketika tentara Suriah merebut kota kuno Palmyra di mana kekuatan udara Rusia dan artileri memainkan peran kunci.
Indikasi lain dari peran Rusia yang terus berkembang di Suriah muncul dari pernyataan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia yang mengkonfirmasi bahwa pasukan khusus “Spetsnaz” Rusia meminta serangan udara untuk pertempuran Palmyra.
Menteri Pertahanan Rusia juga mengumumkan telah mengerahkan tim penjinak bom dan peralatan untuk membantu membersihkan kota dari ranjau dan bahan peledak yang mungkin telah ditinggalkan oleh ISIS.
Kampanye udara Rusia enam bulan telah membanntu membangun stabilitas rezim Assad untuk memperbaiki situasi medan perang melawan kelompok pemberontak. Tapi setelah penarikan parsial pesawat, pejabat AS mengatakan masih belum jelas apa niat militer Rusia di Suriah mungkin dalam jangka panjang.
Pesawat Rusia diperkirakan masih melakukan selusin sorti per hari untuk menyerang ISIS. Angka ini memang lebih rendah dibandingkan puncak operasi udara di mana pesawat Rusia sedang melakukan sekitar 100 sorti hari.
Sementara itu, selama dua minggu terakhir, kapal Angkatan Laut Rusia juga terus mengirimkan peralatan militer untuk Suriah. Seorang pejabat AS mengkonfirmasi analisis oleh kantor berita Reuters bahwa ada gerakan kapal Angkatan Laut Rusia ke dan dari Suriah.
Pejabat itu mengatakan kepada ABC News masih belum jelas apakah Rusia membawa material berat atau peralatan baru sedang dikirim untuk menambah pasukan Rusia.