Rudal Rusia di Pulau Kuril Adalah Sinyal Buat AS

Rudal Rusia di Pulau Kuril Adalah Sinyal Buat AS

Keputusan Rusia untuk menyebarkan sistem rudal pesisir canggih di Kepulauan Kuril dan menjajaki kemungkinan mendirikan sebuah pangkalan angkatan laut permanen untuk Armada Pasifik tersebut adalah sinyal bagi AS bahwa program ‘Pivot to Asia’ akan memiliki keterbatasan karena kehadiran Rusia.

Rencana tentang penempatan senjata di Kuril disuarakan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu Jumat 26 Maret 2016, yang mengatakan tahun ini Moskow akan mengirimkan sistem rudal pesisir Bal dan Bastion serta drone generasi baru Eleron-3 ke pulau yang disengketakan dengan Jepang itu.

kuril 2 copy

Selain itu, spesialis Angkatan Laut Rusia akan memulai ekspedisi tiga bulan untuk menjelajahi pulau-pulau dari Greater Kuril Ridge untuk mengetahui apakah ada kemungkinan untuk menciptakan pangkalan Armada Pasifik di sana.

“Ini adalah state -of-the-art sistem rudal Rusia yang tangguh dengan kemampuan untuk melindungi pangkalan angkatan laut dan instalasi strategis lainnya di pantai dan untuk membangun kontrol atas zona selat dan perairan teritorial. Keduanya memiliki jangkauan hingga 300 kilometer, ” kata M.K. Bhadrakumar, mantan diplomat karier di Dinas Luar Negeri India dan duta besar negara Uzbekistan (1995-1998) dan ke Turki (1998-2001), dalam artikelnya untuk situs Asia Times.

Ada beberapa alasan kenapa Rusia membangun rencana tersebut. Pertama Rusia mengamati dengan seksama penyebaran Jepang di Laut China Timur.

“Tokyo dilaporkan berencana untuk menempatkan baterai rudal anti-kapal dan anti-pesawat di rangkaian 200 pulau yang membentang 1.400 km dari daratan Jepang menuju Taiwan. Jepang juga akan meningkatkan jumlah personel militer di sejumlah  pulau yang ada di Laut China Timur hingga hampir 10.000 selama lima tahun ke depan. ”

“Tokyo mengklaim bahwa penyebaran ini dimaksudkan untuk mengawal pengaruh militer China. Tapi dengan latar belakang sejarah militerisme Jepang dan kecenderungan revanchisme, dan dengan mempertimbangkan kebangkitan nasionalisme dan militerisme Abe (Perdana Menteri Shinzo Abe), Moskow tidak akan mengambil risiko dengan kepentingan pertahanan Rusia di Timur Jauh. ”

NEXT: MEMBATASI AMERIKA