3 Tu-160M2 Baru akan Teruskan Badan Pesawat Era Soviet

3 Tu-160M2 Baru akan Teruskan Badan Pesawat Era Soviet

Presiden United Aircraft Corporation (UAC), Yuri Slusar menyatakan pabrik pesawat di Kazansedang direkonstruksi sebagai bagian untuk program produksi kembali pembom strategis Tu-160M2. Dia menyatakan tiga pesawat pertama yang akan diproduksi tidak sepenuhnya baru tetapi meneruskan tiga pesawat yang belum jadi dibangun pada era Soviet.

Fasilitas produksi harus memperbaharui sekitar 40% perlatan produksi karena peralatan yang ada sekarang adalah teknologi era Uni Soviet yang tidak sesuai lagi. “Sebagai hasil dari modernisasi, pada kenyataannya kita akan mendapatkan pabrik baru, ” katanya dalam siaran pers yang dikutip Vedomosti. Menurut dia, Tu-160M2 adalah proyek yang paling kompleks dalam hal teknologi yang digunakan, kerjasama, sumber daya intelektual penerbangan pasca Soviet.

Tentang keputusan untuk melanjutkan produksi dari Tu-160 berulang kali sudah diungkapkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Komandan Angkatan Aerospace Rusia Jenderal Viktor Bondarev.

Namun sebagaimana dilaporkan Vedomosti Rabu 15 Maret 2016 berdasarkan sumber di UAC dan dikonfirmasi sumber di Kementerian Pertahanan, pada saat itu proyek hanya akan menyelesaikan tiga badan pesawat Tu-160 untuk kemudian dijadikan sebagai Tu-160M2 dengan teknologi baru. Tiga tubuh pesawat tersebut saat ini disimpan di Kase sejak era Soviet dan baru selesai beberapa puluh persen.

Vedomosti menyebut jumlah ini cukup masuk akal. Sebelumnya Bondarev mengatakan tidak kurang dari 50 bomber akan diproduksi setelah tiga pesawat dibangun dan diuji. Dan secara itung-itungan rasional hal itu tidak akan terjadi sebelum awal dekade berikutnya.

Saat ini pekerjaan telah dimulai pada digitalisasi dokumentasi desain dan sistem desain baru yang melibatkan sejumlah pihak seperti Tupolev, Sukhoi, RAC MiG, Irkut dan Beriev  yang berada di bawah UAC.

Tu-160 terbang pertama kali pada tahun 1981. Uni Soviet kala itu berencana membangun 100 pesawat dan hanya terealsiasi 35 pesawat. Dari jumlah itu 19 di antaranya di Ukraina dan delapan kemudian diserahkan ke Rusia pada tahun 1999 untuk membayar utang dan pembelian gas.

Saat ini Angkatan Aerospace Rusia mengoperasikan 16 pesawat dan mereka membuat debut pertempuran di Perang Suriah.