Terendah dalam Satu Dekade, India Tinggal Punya 32 Skuadron Tempur

Terendah dalam Satu Dekade, India Tinggal Punya 32 Skuadron Tempur

Angkatan Udara India Memiliki Hanya 32 skuadron – Terendah Dalam Satu Dekade

Semua India | Ditulis oleh Sudhi Ranjan Sen | Updated: 26 Feb 2016 16:09 WIB

Menteri Pertahanan Manohar Parrikar telah meditandai khawatir dengan Perdana Menteri Narendra Modi dan membuat presentasi rinci baru pada kesulitan operasional yang IAF menghadapi karena menipisnya di pejuang.

Angkatan Udara India saat ini tinggal memiliki 32 skuadron tempur yang berarti terendal dalam satu dekade terakhir. Hal ini jelas memunculkan kekhawatiran negara yang dikepung tetangga-tetangga yang tidak bersahabat seperti China dan Pakistan tersebut.

Salah satu Komandan tingkat tinggi Angkatan Udara India kepada NDTV mengatakan setelah angkatan udara mempensiun tiga skuadron MiG 21 menjadikan jumlah skuadron turun dari 34 menjadi 31 skuadron tempur. Satu skuadron tambahan dibangun dengan menggunakan Su-30 MKI.

Angkatan Udara India membutuhkan setidaknya 42 skuadron pesawat tempur untuk melindungi perbatasan barat dan utara dengan Pakistan dan China. Tetapi pada 2019 -2020 negara ini akan kehilangan 14 skuadron MiG 21 dan MiG 27 lain. Ada 16-18 pesawat dalam satu skuadron.

India sekarang tergantung pada Su-30 MKI dan MiG 29, Jaguar buatan Inggris dan Mirage2000 buatan Prancis. Upgrade dari Jaguar sedang dilakukan oleh Hindustan Aeronautics Limited atau HAL dan telah tertunda dua tahun.

Rencana pemerintah menutup kesenjangan operasional dengan 36 jet tempurRafale buatan Prancis dan jet tempur dalam negeri Tejas belum juga bisa dilakukan.

Negosiasi dengan Perancis untuk Rafale masih jauh dari selesai dan meskipun IAF telah setuju untuk melantik Tejas, Angkatan Udara belum mendapatkan bahkan pesawat pertama. Tejas yang dipamerkan di pameran udara Baharin untuk pertama kalinya tahun ini belum mendapat Izin Operasional Akhir.

Pesawat yang lebih dari 3 dekade  dalam pembangunan ini juga memiliki beberapa kekurangan, yang sekarang sedang ditangani oleh HAL berkonsultasi dengan IAF.

“Kinerjanya di Baharin itu namun menggembirakan dan kami berharap FOC [izin operasional akhir] segara diperoleh,” tambah seorang perwira senior “IAF siap untuk melantik Tejas untuk menutup kesenjangan.”