Amerika Kekurangan Kapal Selam untuk Melawan China di Pasifik Barat

Amerika Kekurangan Kapal Selam untuk Melawan China di Pasifik Barat

Angkatan Laut Amerika Serikat membutuhkan lebih banyak kapal selam, kemampuan intelijen dan pengawasan, serta rudal anti-kapal lebih canggih di Pasifik untuk melawan meningkatnya militerisasi China di Laut China Selatan. Kapal selam, terutama, adalah cara terbaik untuk melawan Angkatan Laut China.

Tetapi masalahnya Angkatan Laut Amerika tidak memiliki dalam jumlah yang mencukupi kapal selam serang kelas Virginia atau kelas Seawolf. “Saya tidak memiliki kapal selam yang saya merasa saya butuhkan,” kata Laksamana Harry Harris Jr, Komandan Komando Pasifik (PACOM) Amerika Serikat di depan Komite Angkatan Bersenjata Kongres pada 24 Februari  2016 lalu.

“Angkatan Laut AS saat ini mengoperasikan sekitar 40 kapal selam, tetapi hanya sekitar 15 yang paling modern dari kelas Virginia  atau Seawolf.” Jumlah itupun harus melayani secara global.

Jika diberi pilihan apakah mengerahkan sebuah kelompok tempur kapal induk atau kapal selam ke Pasifik, Harris mengatakan bahwa cara terbaik untuk melawan pasukan angkatan laut China adalah dengan menggunakan kapal selam. “Kapal selam adalah platform siluman yang jelas memberi kita keuntungan asimetris,” kata Harris.

Harris mengatakan bukan berarti dia menolak tambahan kelompok tempur kapal induk. Tetapi ada rintangan fiskal, politik dan teknis untuk mendasarkan flattop lain di Pasifik Barat. Dan sebagai pengganti kapal induk lain, Amerika Serikat dapat mempertimbangkan untuk mengirimkan tambahan kapal selam serangan bertenaga nuklir dan kombatan permukaan besar di Pasifik. “Kami mungkin akan menempatkan perusak-baru DDG-1000 dan memindahkan mereka ke garis depan,” kata Harris.

Kapal kombatan permukaan besar seperti DDG-51 kelas Arleigh Burke adalah kapal jenis terbaik untuk melakukan operasi Angkatan Laut AS di Laut China Selatan. Kapal perang bersenjata berat dapat melakukan operasi kebebasan navigasi di dekat pulau-pulau China dan tidak bisa dipaksa untuk mundur oleh China. Kapal-kapal ini, menurut Harris, “sangat mampu, yang memiliki senjata serta sistem yang tepat untuk menjamin kebebasan operasi navigasi bisa dilakukan dengan baik dan kapal mampu mempertahankan diri.”

Harris juga mencatat bahwa ia membutuhkan kemampuan intelijen dan pengawasan serta kemampuan perang cyber yang lebih tangguh di wilayah tersebut. Selain itu, Angkatan Laut AS membutuhkan rudal anti kapal jarak jauh secepat mungkin. Segera menambahkan rudal permukaan ke udara SM-6 ke kapal akan sangat membantu.

Tetapi Angkatan Laut juga masih membutuhkan senjata yang lebih jauh. “Saya berbicara tentang perlunya rudal anti permukaan jarak jauh yang bisa menghantam sistem rudal China di Pasifik,” kata Harris sebagaimana dikutip Dave Majumdar, editor perahanan National Interest Jumat 26 Februari 2016. “Saya senang di anggaran FY17 ada dana untuk pengembangan LRASM-the Long Range Anti-Surface Missile.”

Kombinasi dari berbagia kemampuan itu, menurut Harris akan menjadikan Angkatan Latu AS mampu untuk melawan Angkatan Laut China di Pasifik Barat.

Baca juga:

5 Senjata Paling Mematikan US Navy