
Seminggu setelah digelarnya serangan darat ke Gaza oleh militer Israel berdampak pada turunnya intensitas serangan roket. Menurut Israel Defense Forces (IDF), para militan telah meluncurkan lebih dari 2.300 roket hingga 24 Juli 2014 atau selama 17 hari digelarnya operasi Protective Edge. Dari jumlah itu sekitar 75% roket menghantam Israel, sisanya dicegat sistem pertahanan Iron Dome atau gagal mencapai Israel.
Rata-rata, 140 roket ditembakkan setiap hari selama tahap awal operasi, ketika IDF membombardir Jalur Gaza dengan serangan udara, angkatan laut, dan artileri. Kemudian turun menjadi 110 selama delapan hari pertama serangan darat digelar yang bertujuan untuk menemukan dan menghancurkan situs roket peluncuran dan aset militan lainnya di Jalur Gaza.
Pada 22 dan 23 Juli 2014 setidaknya 100 roket dilesatkan dari Gaza. Dan jumlahnya turun menjadi 63 pada tanggal 24 Juli. Meskipun ini merupakan tren positif bagi Israel, serangan roket masih menjadi gangguan yang signifikan.
Sebanyak 2.300 roket yang telah ditembakkan merupakan proporsi yang signifikan dari jumlah yang dimiliki oleh Hamas, dan kelompok-kelompok kecil lainnya pada awal konflik yang diperkirakan IDF di sekitar 10.000.
Sumber-sumber intelijen militer Israel mengatakan kepada wartawan bahwa penurunan peluncuran roket bukan sebagai tanda kemampuan Hamas turun. Tetapi mereka memang menyimpan kekuatan mereka untuk perang yang lebih panjang. Hamas tampaknya yakin bahwa kelompok bisa mempertahankan serangannya sampai mengamankan permintaan utamanya: mengakhiri blokade Jalur Gaza oleh Mesir dan Israel.
Sementara itu, korban sipil Palestina yang terus berjatuhan telah meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel untuk mengakhiri operasi militernya. Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, lebih dari 500 warga sipil Palestina tewas hingga 23 Juli. Jumlah ini lima kali lipat lebih dari jumlah yang tewas dalam operasi IDF sebelumnya pada bulan November 2012.
IDF mengatakan telah mengambil langkah-langkah belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengurangi korban sipil, termasuk peringatan warga untuk mengevakuasi daerah-daerah tertentu, dan telah merilis video konon menunjukkan serangan udara yang dibatalkan ketika warga sipil terlihat. Namun demikian, ada banyak insiden di mana tembakan Israel telah membunuh warga sipil.
IDF mengatakan militan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia: taktik yang baik melarang serangan Israel atau meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan menyebabkan korban sipil.
Sumber:janes