India semakin aktif menggunakan kapal terbesar dan terkuat mereka untuk melakukan diplomasi menyaingi China. Setelah ke Sri Lanka, Kapal Induk INS Vikramaditya akan bergerak ke Maladewa
Ini 44.500 ton diplomasi India yang kuat berlayar di laut lepas, panas pada jejak dari Cina di wilayah Samudera Hindia (IOR), pertama di Sri Lanka dan sekarang, Maladewa.
India telah mengirimkan kapal perang terbesar dan paling ampuh,
Kapal seberat 44.500 ton ini, didampingi perusak INS Mysore dan tanker INS Deepak, ke Maladewa untuk menegaskan kembali komitmennya untuk menjadi penyedia keamanan di Indian Ocean Region (IOR).
“INS Vikramaditya membuat kunjungan internasional pertama ke Colombo [Ibukota Sri Lanka] pada 21-22 Januari. Sekarang, kapal ini akan melakukan kunjungan muhibah ke Maladewa pada 15-18 Februari, sebagai bagian dari kebijakan secara keseluruhan untuk membentuk lingkungan maritim yang menguntungkan di IOR dengan kehadiran dan keterlibatan yang baik, ” kata seorang petugas sebagaimana dikutip Times of India Minggu 14 Februari 2016.
Apa yang bisa diambil dari semua ini adalah bahwa India secara pelan namun pasti meningkatkan diplomasi militer dengan “Project Mausam” untuk secara efektif melawan jejak China yang makin meningkat di seluruh IOR.
Dari pelabuhan Gwadar di Pakistan dan Hambantota di Sri Lanka, China telah secara tekun menempa hubungan yang mendalam dengan beberapa negara IOR untuk membangun masa depan.
India sekarang berusaha untuk mengejar ketinggalan tersebut, meskipun kelesuan dalam memberikan janji-janjinya terus menjadi sebagai batu sandungan utama. Maladewa yang memiliki letak strategis, khususnya, telah muncul sebagai area kunci dalam suasana geopolitik berdesak-desakan yang sedang berlangsung.
Setelah dingin selama perebutan kekuasaan internal di Maladewa paa 1190, hubungan bilateral India dengan Maladewa sekarang kembali mengalami kemajuan dengan beberapa diplomasi. Dilatarbelakangi tekanan internasional pada tidak adanya reformasi politik di negara kepulauan tersebut menteri luar negeri India S Jaishankar bepergian ke negara itu bulan lalu sebagai utusan khusus PM Modi. Presiden Maladewa Abdulla Yameen Abdul Gayoom kemudian mengumumkan niatnya untuk memulai kembali sebuah dialog multipartai di negaranya.
Dalam kunjungan tersebut India juga meyakinkan kepada Menteri Pertahanan Maladewa Adam Shareef untuk melanjutkan komitmen guna meningkatkan pelatihan militer dan pengawasan maritim serta penyediaan pesawat patroli Dornier dan helikopter ke Maladewa. Selain itu juga ada rencana untuk membantu Maladewa untuk membangun 10 stasiun sistem radar pengawas pantai
Baca juga: INS Vikramaditya, Mimpi Terburuk India