Rusia mengakui telah memasok senjata ke Kurdistan Irak yang disalurkan melalui pemerintah Baghdad. Hal tersebut dinyatakan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam konferensi pers tahunan.
Kurdistan Irak adalah suatu wilayah otonomi yang luas di Irak utara. Wilayah ini merupakan sebagian dari tanah air orang beretnis Kurdi.
Menurut Lavrov, praktis ketika ancaman teroris muncul ke permukaan — dan Rusia tengah mememasok senjata ke Irak — Moskow memperhitungkan fakta bahwa baik tentara pemerintah maupun milisi Kurdi, keduanya berperang melawan teroris ISIS. “Kami memperhitungkan kebutuhan Kurdisan terkait pasokan senjata kami ke Irak. Namun, pasokan ke kelompok Kurdi dilakukan melalui pemerintah pusat, melalui Baghdad,” kata sang menteri. “Kami sepenuhnya menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Irak,” katanya sebagaimana dikutip RBTH Selasa 26 Januari 2016.
Menlu juga membahas secara mendalam terkait peran Kurdistan Suriah dalam penyelesaian konflik Suriah. Menurut Lavrov, keputusan mengenai partisipasi kelompok Kurdi dalam dialog inter-Suriah harus diambil oleh utusan Suriah di PBB Staffan de Mistura, dan Rusia tidak akan memveto keputusan tersebut.
“Jika kita tidak mengundang kelompok Kurdi (untuk dialog inter-Suriah), itu akan menjadi kesalahan yang paling serius,” kata Lavrov. “Dan kami tidak akan memveto.”
“Ini adalah hak Staffan de Mistura,” katanya. “Utusan Suriah di PBB harus menyadari tanggung jawabnya dan tidak perlu berlindung di belakang Rusia dan Amerika Serikat,” kata Lavrov menambahkan.
Baca juga: