Pemeliharaan dan sistem logistik digital Lockheed Martin F-35 Lightning II Joint Strike Fighter dikhawatirkan rentan terhadap serangan cyber, sementara pengembangan perangkat lunak tempur jet dikhawatirkan akan mundur. Demikian disampaikan Kepala Uji Operasional Pentagon dalam sebuah memo 11 Desember 2016 yang bocor.
” Autonomic Logistics Information System (ALIS) F-35 terus berjuang dalam pembangunan dengan arsitektur kompleks (tetapi sebagian besar belum teruji) di dunia maya,” tulis Michael Gilmore, director of operational test and evaluation (DOT&E) Kementerian Pertahanan Amerika Serikat dikutip IHS Jane Selasa 26 Januari 2016 dari dokumen memo yang mereka dapat.
Joint Program Office (JPO) F-35 mengakui kebutuhan untuk pengujian keamanan cyber yang lebih kuat dari ALIS. ” Joint Program Office benar-benar setuju dengan DOT & E tentang perlunya pengujian kerentanan dunia maya ini sangat penting,” kata juru bicara JPO Joe DellaVedova melalui email pada tanggal 25 Januari. Dia menambahkan bahwa program tersebut telah dilakukan dengan lebih dari 2.000 tes maya di seluruh spektrum, termasuk kendaraan udara, sistem pelatihan, software misi, laboratorium pemrograman ulang, dan sistem dukungan logistik. Pada 2015 saja, program ini dilakukan sekitar 300 tes.
Gilmore di memonya juga mengkhawatirkan tentang potensi penundaan pengembangan perangkat lunak pesawat tempur. DellaVedova mengakui bahwa ada sekitar empat bulan “potensi risiko” penundaan pengujian perangkat lunak Blok 3F.
“Namun, pada saat ini program ini masih tetap sesuai rencana bahwa musim panas 2017 menjadi akhir untuk pengujian 3F,” tambahnya.
Tujuannya adalah untuk memberikan kemampuan penuh Blok 3F pada waktu itu. Pada 15 Januari 2016, uji terbang Blok 3F telah menyelesaikan sekitar 50% dari semua titik uji awal, kata DellaVedova.
Baca juga: