India menyatakan siap untuk memulai mencari pembeli ekspor bagi pesawat tempur ringan Tejas yang dibangun HAL India.
Berbicara di Bahrain International Air Show pada 22 Januari, Dr S Christopher, direktur Defence Research and Development Organisation (DRDO) India mencatat kebijakan ‘Make in India’ juga mencakup mencari penjualan internasional dari persenjataan yang dibuat di India.
“Tujuan kami adalah untuk memastikan kami memiliki produk yang berkualitas bukan hanya untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk ekspor,” katanya.
Penyebaran internasional pertama dengan Tejas yang terbang 970 nm (1.800 km) dari Bengaluru ke Jamnagar. Setelah terbang 650nm pesawat berhenti di Muscat, Oman untuk pengisianbahan bakar dan melakukan pemberhentian akhir di Pangkalan Udara Sakhir, dekat Manama.
” LCA telah [siap untuk produksi], dan tahun ini kita akan melihat tambahan jumlah pesawat masuk ke layanan [angkatan udara India],” kata kepala eksekutif HAL R Kaveri Renganathan.
Produksi Tejas akan meningkat ke tujuh unit tahun ini dan delapan pada tahun 2017, sebelum menggandakan menjadi 16 pada tahun berikutnya. Yang terakhir akan dilakukan dengan membangun versi Mk1A, yang memperkenalkan berbagai sistem tambahan. India berencana untuk mengakuisisi 100 pesawat dengan standar ini.
Direktur Program Badan Pembangunan Aeronautical CD Balaji mencatat Tejas telah melakukan penerbangan lebih dari 3.000 jam, dan angkatan udara telah menerima pesawat produksi pertama. “Ini adalah proses paralel antara tes dan evaluasi dan produksi,” katanya sebagiamana dilansir flightglobal, Selasa 26 Januari 2016.
Sementara itu kepala program uji penerbangan, Air Vice-Marshal J Chalapati mengatakan pekerjaan sedang dilakukan untuk mengintegrasikan rudal udara ke udara canggih ke Tejas. “Akan ada rincian tambahan dalam beberapa bulan ke depan,” tambahnya. Rudal Vympel R-73 Rusia telah dipastikan untuk digunakan oleh pesawat tempur.
Baca juga: