Nuklir Amerika Menuju Titik Bahaya

Nuklir Amerika Menuju Titik Bahaya

Pemerintah AS telah berada di bawah kendala fiskal yang cukup besar sejak 2012, yang menurut banyak pejabat pertahanan sebagai penghambat modernisasi dan mempertahankan triad nuklir yang sudah selama tiga dekade mendatang.

“Menunda pembangunan salah satu program ini tidak dapat diterima dan akan meningkatkan risiko untuk kemampuan strategis Amerika,” kata Komandan Komando Strategis AS (STRATCOM) Laksamana Cecil Haney dalam pidato di Center for Strategic International Studies Jumat 22 Januari 2016.

Haney menyatakan kebutuhan untuk meng-upgrade kaki darat, udara dan laut dari triad nuklir AS sangat mendesak. Dia menambahkan bahwa penundaan modernisasi akan mempengaruhi kredibilitas dan kemampuan untuk mencegah dan meyakinkan sekutu Amerika.

“Kami berada di luar waktu,” jelas Haney sembari mencatat bahwa Amerika Serikat mendekati titik di mana risiko kesenjangan kemampuan akan membahayakan stabilitas strategis.

Modernisasi nuklir Amerika terakhir terjadi pada tahun 1980, dan sekarang membutuhkan investasi baru yang besar. Di antara persyaratan yang lebih besar, Departemen Pertahanan harus mengganti Kapal Selam Kelas Ohio, menggantikan rudal balistik antarbenua Minuteman III dan mengganti pembom B-52 dengan bomber serangan jarak jauh baru.

Center for Strategic Budget Services memperkirakan Departemen Pertahanan membutuhkan US$12-13 miliar per tahun hingga 2020 untuk menutupi biaya pemeliharaan dan modernisasi nuklir. Studi terpisah oleh Pusat Studi Nonproliferasi memperkirakan estimasi biaya sebesar US$ 1 triliun selama tiga puluh tahun untuk memodernisasi kekuatan nuklir.

Baca juga:

Perlukah Amerika Membangun Rudal Jelajah Nuklir Baru?