China disebut telah sukses melakukan enam kali tes kendaraan udara dengan kecepatan hupersonik. Uji terakhir dilakukan pada November 2015 lalu. Selain itu Beijing j uga baru-baru ini menguji rudal anti-satelit mereka.
Hal tersebut disampaikan Komandan Komando Strategis AS Adm. Cecil Haney D yang bertanggung jawab atas kekuatan nuklir. Dia mengatakan tes ini semakin meningkatkan kekhawatiran terhadap peningkatan kekuatan militer China termasuk agresivitas mereka di kawasan Laut China Selatan.
“China terus melakukan investasi yang signifikan dalam kemampuan nuklir dan konvensional mereka, dengan tujuan lain mereka adalah bahwa membela kedaulatan China,” kata Haney dalam pidatonya pada Center for Strategic and International Studies Jumat 22 Januari 2016.
“Baru-baru ini mereka melakukan uji sukses keenam dari kendaraan hipersonik, dan seperti yang kita lihat pada bulan September tahun lalu mereka memamerkan modernisasi dan kemampuan kemajuan rudal mereka,” tambahnya sebagaimana dikutip Washington Free Beacon.
Badan-badan intelijen AS menduga kendaraan hipersonik ini akan menjadi sistem pengiriman nuklir yang dirancang untuk mengalahkan pertahanan rudal.
Para pejabat pertahanan mengatakan kendaraan hipersonikyang dikenal sebagai DF-ZF, diluncurkan di atas sebuah situs tes rudal balistik Wuzhai di China Tengah pada pada 23 November.
Glider dipisahkan dari booster dan terbang pada kecepatan yang sangat tinggi yakni antara Mach 5 hingga Mach 10 di sepanjang tepi ruang angkasa.
Haney mengkonfrimasi semua enam tes berhasil dan menunjukkan program senjata ini akan dilanjutkan. Sebelum tes November, DF-ZF dilakukan uji terbang pada 19 Agustus Sedangkan tes pertama dilakukan dilakukan pada 7 Juni 2014 disusul pada 9 Januari 2014 kemudian 7 Agustus 2014 dan 2 Desember 2014. Haney menjelaskan ancaman hipersonik menjadi tantangan besar untuk pencegahan strategis Amerika.
China juga sedang membangun versi kendaraan berkecepatan tinggi yang bisa diterjunkan tahun 2025. “Kendaraan kecepatan sangat tinggi dikombinasikan dengan kemampuan manuver dan kemampuan untuk melakukan perjalanan menghindari radar karena ketinggian mereka akan membuat mereka jauh lebih berbahaya daripada rudal yang ada untuk pertahanan rudal saat ini,” katanya.
Dalam pidato kedua untuk think tank lain pada hari Jumat, Haney juga menegaskan bahwa China baru-baru ini melakukan uji rudal anti-satelit. Rudal Dong Neng-3 diuji 30 Oktober dari kompleks uji rudal Korla di China barat.
DN-3 dikenal sebagai rudal anti-rudal satelit ketiga yang operasional atau sedang dikembangkan oleh China. Tes sebelumnya melibatkan rudal anti-satelit yang dikenal sebagai DN-1 dan DN-2. DN-1 juga telah diberi label SC-19.
Baca juga:
Pentagon Cari Senjata Baru Untuk Lawan Rudal Hipersonik China