Kelompok militan ISIS membenarkan kematian “Jihadi John” asal Inggris akibat serangan pesawat tanpa awak di kota Raqa, kubu kelompok itu di Suriah pada November.
Terlahir bernama Mohammed Emwazi, ia dikenal sebagai algojo yang selalu mengenakan topeng dalam serangkaian video yang memperlihatkan pemancungan sandera-sandera Barat.
Dalam majalah online Dabiq, ISIS mengatakan Emwazi tewas pada 12 November ketika mobil yang ia tumpangi menjadi sasaran serangan oleh pesawat tanpa awak di kota Raqa, menghancurkan mobil itu dan membunuhnya seketika.
Militer Amerika Serikat mengatakan pada waktu itu bahwa ia diyakini terbunuh dalam serangan tersebut.
Dunia mengetahui dia sebagai eksekutor bengis yang berbicara berbahasa Inggris dengan dialek Inggris dan ia dikenal dengan nama “Jihadi John” setelah para sandera memberi nama sekelompok pengawal ISIS “The Beatles”.
Ia muncul pertama kali dalam sebuah video pada Agustus 2014 yang memperlihatkan pemancungan James Foley, 40, seorang wartawan freelance yang ditangkap di Suriah pada 2012.
Pentagon telah mengatakan Emwazi ikut serta dalam video-video yang menunjukkan pembunuhan Foley dan Steven Sotloff, wartawan AS lainnya, Abdul-Rahman Kassig, pekerja bantuan AS, David Haines dan Alan Henning, pekerja bantuan Inggris dan Kenji Goto, wartawan Jepang. Emwazi terakhir terlihat dalam video yang memperlihatkan eksekusi Goto pada Januari.
Pada 13 November, militer AS menyatakan pihaknya meyakini Emwazi, 27, tewas dalam suatu serangan pesawat tanpa awak di Suriah ketika ia menumpang sebuah mobil. Ia disasar dalam operasi gabungan AS-Inggris sehari sebelumnya di Raqa, ibu kota ISIS di Suriah yang dilanda perang. Sumber-sumber intelejen telah melacak Emwazi, kata juru bicara militer yang berkedudukan di Baghdad Steve Warren saat itu.
“Pria ini adalah binatang berupa manusia dan membunuhnya barangkali membuat dunia suatu tempat yang sedikit lebih baik,” tambah dia.
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan jika benar, kematian Emwazi akan menjadi “serangan atas jantung” kelompok itu.
Emwazi, yang merupakan programmer komputer di London, dilahirkan di Kuwait dari keluarga yang tak memiliki kewarganegaraan asal Irak. Orangtuanya pindah ke Inggris pada 1993 setelah harapan mereka memperoleh kewarganegaraan Kuwait sirna.
Saat keluarganya pindah ke London, Emwazi masih berusia enam tahun. Ia tumbuh di Kensington Utara, sebuah kawasan kelas menengah tempat jejaring ektrimis diungkap beberapa tahun terakhir.
Baca juga: