Dari ulasan strategis pertahanan atau Strategic Defence & Security Review (SDSR) Kementerian Pertahanan Inggris yang disusun pada bulan November mengungkapkan rencana pensiun skuadron Panavia Tornado GR4 akan didorong mundur ke 2018 dari rencana sebelumnya pada 2017.
Penundaan pensiun ini bukan kali pertama dilakukan. Pada Agustus 2015 lalu Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon mengatakan pensiun Tornado tertunda dari rencana 2016 menjadi Maret 2017. Skuadron 12 Royal Air Force akan terus mengoperasikan pesawat ini sampai Eurofighter Typhoon benar-benar mampu mengambil peran serangan darat di Irak dan Suriah. Dan terakhir, masa kerja pesawat legendaris ini kembali diperpanjang hingga 2018.
“Kami akan memperpanjang skuadron ketiga Tornado dalam pelayanan sampai 2018 untuk melanjutkan perang melawan ISIS dan tugas-tugas lainnya, kemudian akan mempensiun dua skuadron Tornado tersisa di 2019,” demikian pernyataan dalam rilis Departemen Pertahanan Inggris pada 15 Januari sebagaimana dikutip Flightglobal Senin 19 Januari 2016.
Tornado telah membuktikan perannya dalam perang melawan ISIS di Timur Tengah. Pesawat tua ini terbukti belum bisa ditandingi dalam peran serangan darat oleh pesawat yang jauh lebih muda seperti Eurofighter Typhoon. Skuadron 12 dikembalikan ke layanan pada bulan Januari 2015 untuk bergabung dengan Operasi Shader setelah sempat dibubarkan pada tahun 2014 setelah penarikan dari Afghanistan. Tiga skuadron diperlukan untuk mendukung operasi, dengan satu dikerahkan pada waktu tertentu, satu dalam peran persiapan dan yang lain stand down.
SDSR baru-baru ini juga mencatat Inggris akan memperoleh 138 Lockheed Martin F-35 dan akan membeli beberapa pesawat ini lebih cepat dari yang direncanakan sebelumnya untuk menciptakan skuadron garis depan tambahan pada 2023.
Pengganti Tornado GR4, yakni Typhoon juga akan melihat tambahan dua skuadron garis depan sampai 2040, dengan lebih banyak investasi untuk mengintegrasikan radar active electronically scanned array. Dengan integrasi rudal udara ke udara MBDA Brimstone pada tahun 2017, Typhoon disebut baru benar-benar akan bisa menggantikan peran dari Tornado.
Dalam lembar fakta yang dirilis itu juga menegaskan komitmen Inggris untuk mengembangkan teknologi kendaraan tempur udara tak berawak, khususnya bekerjasama dengan Prancis dan Amerika dalam mengembangkan Future Combat Air Systems.
“Kami akan bekerja sama dengan Prancis untuk mengembangkan teknologi demonstrator canggih Unmanned Combat Air System dan juga dengan Amerika. Selain itu, kami akan mengejar program teknologi nasional untuk mempertahankan posisi Inggris sebagai pemimpin global di wilayah ini.”
Dalam program Protector, Inggris akan melihat armada UAV bersenjata dua kali lipat dalam jangka waktu 2020, dari kemampuan yang saat ini disediakan oleh General Atomics Aeronautical Systems MQ-9 Reaper.
Baca juga: