Mantan Duta Besar India di Damaskus V.P Haran menegaskan bahwa perang Suriah dimulai bukan sebagai hasil dari pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, tapi lebih karena hasutan dari luar.
Dikutip Deutsche Wirtschafts Nachrichten (DWN) Sabtu 16 Januari 2016, Haran mengatakan kekuatan eksternal memainkan peran kunci dalam mendorong konflik Suriah. Oposisi di negara itu memiliki pendukung, termasuk al-Qaeda dan negara-negara Teluk, yang berkontribusi pada destabilisasi negara.
“Banyak yang menghasut dari luar, yaitu dengan negara-negara Teluk,” kata diplomat itu.
Dia mengingatkan pada tahun 2009 Suriah adalah negara yang damai tanpa ketegangan.
Menurut diplomat tersebut, ekonomi Suriah juga mulai bergerak dengan baik pada saat itu dengan tingkat pertumbuhan rata-rata lebih dari 5 persen. Tingkat pengangguran mencapai 8 persen. Tetapi pengangguran Suriah bisa menemukan pekerjaan dengan mudah di negara-negara Teluk. Kesimpulannya, lanjut Haran, kehidupan di Suriah sangat damai.
“Ketertiban umum tidak pernah masalah. Rekan wanita saya mengatakan kepada saya bahwa mereka bisa memakai perhiasan dan pulang sendirian pukul dua pagi dan merasa aman. Di beberapa kabupaten, restoran buka hingga pukul lima pagi . Anda tidak pernah memiliki perasaan bahwa akan ada masalah di jalan-jalan, “kata diplomat itu.
Haran berpendapat bahwa Bashar al-Assad selalu menjadi pemimpin yang populer dan hal ini yang menjadikan dia masih berkuasa. Tidak ada oposisi internal yang memadai dan sebagian besar masalah di Suriah berasal dari sumber-sumber asing yang mencoba untuk menyingkirkan rezim. Haran juga mengingatkan bahwa 67 persen dari seluruh dunia Arab telah memilih Assad sebagai orang Arab paling populer sebagai tahun 2009.
“Bahkan komunitas diplomatik setuju bahwa ia mendapat dukungan dari sekitar 80 persen dari populasi Suriah,” kata Haran.
Situasi di negara itu memburuk pada 2011 setelah Arab Spring ketika muncul protes di berbagai bagian negara. Kekacauan muncul di sejumlah provinsi di negara itu seperti Latakia, Homs dan Hama.
“Aleppo tetap tenang dan ini karena tidak bisa diganggu oposisi. Oposisi tidak bisa memaksa orang di Aleppo untuk memberontak terhadap rezim, sehingga mereka mengirim orang [mereka sendiri] ke Aleppo. Orang-orang ini kemudian membakar sesuatu di jalan-jalan dan kembali. Tapi wartawan melaporkan hal itu dengan mengatakan bahwa ini orang-orang Aleppo yang mengambil bagian dalam pemberontakan, “kata Haran.
Menurut Haran, media telah sering membesar-besarkan representasi negatif dari Suriah dan wartawan melaporkan tentang hal-hal yang tidak pernah terjadi.
Baca juga: