Selama tahun 2015 Amerika Serikat telah menjatuhkan lebih dari 20.000 bom di negara-negara mayoritas muslim.
Sebuah studi yang dikeluarkan Council on Foreign Relations (CFR) 7 Januari 2016 Mikha Zenko, seorang peneliti senior di CFR, menyatakan bahwa sejak 1 Januari 2015, hingga Desember 2015 Amerika Serikat telah menjatuhkan sekitar 23.144 bom di enam negara. Data menyebutkan sebanyak 22.110 dijatuhkan di Irak dan Suriah, 947 di Afghanistan, 58 di Yaman, 18 di Somalia, dan 11 di Pakistan.
“Perkiraan ini didasarkan pada kenyataan bahwa Amerika Serikat telah melakukan 77 persen dari semua serangan udara di Irak dan Suriah, sementara ada 28.714 amunisi koalisi pimpinan AS turun pada 2015. Perkiraan keseluruhan ini mungkin sedikit rendah, karena juga mengasumsikan satu bom dijatuhkan di setiap serangan pesawat tak berawak di Pakistan, Yaman, dan Somalia, yang tidak selalu terjadi, ” tulis Zenko sebagaimana dikutip Sputnik Selasa 12 Januari 2015.
Meskipun menjatuhkan puluhan ribu bom selama 17 bulan terakhir, lanjut Zenko, strategi Washington telah gagal untuk mengalahkan ISIS dan kelompok militan lainnya.
Di Afghanistan, menurut laporan majalah Foreign Policy Taliban menguasai wilayah yang lebih luas sejak invasi AS pada 2001.
Zenko mencatat bahwa fokus utama dari strategi kontra-terorisme Washington adalah untuk membunuh ekstrimis, dan sedikit perhatian diberikan untuk mencegah individu moderat dari menjadi radikal. Akibatnya, “Kekuatan [ISIS ] tetap sepenuhnya tidak berubah,” tulis Zenko.
Pada tahun 2014, Central Intelligence Agency memperkirakan kekuatan ISIS terdiri dari 20,000-31,000 anggota. Sementara pada hari Rabu 6 Januari 2016 lalu, juru bicara koalisi pimpinan AS Kolonel Steve Warren memperkirakan kelompok ini masih memiliki 30.000 anggota, meskipun Pentagon mengklaim bahwa 25.000 anggota ISIS telah tewas dalam serangan udara AS. Pada saat yang sama, Pentagon mengklaim bahwa hanya enam warga sipil yang “kemungkinan” tewas dalam kampanye pengeboman.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2015/10/17/10-serangan-udara-paling-menghancurkan/