Masalah kursi ejeksi pesawat siluman F-35 menjadi ganjalan besar dari program senjata paling mahal dalam sejarah Pentagon ini. Angkatan Udara AS tidak akan menghapus pembatasan berat pilot F-35 hingga 2018 karena masalah yang dihadapi di kursi penyelamat ini belum juga teratasi.
Dalam laporannya Sabtu 9 Januari 2016, keputusan ini menjadi pukulan lain dari Joint Strike Fighter, yang semakin dekat dengan waktu penting tahun ini untuk menyatakan varian F-35A Angkatan Udara AS operasional. Tekanan ini juga akan menjadi ancaman pesawat ini untuk tampil dalam debut Eropa yang diharapkan akan dilakukan Farnborough Air Show di Inggris musim panas ini. Pada 2014, pesawat ini gagal melakukan debutnya setelah insiden kebakaran mesin yang memaksa semua pesawat digrounded.
Jika 2014 adalah tahun mesin, 2015 adalah tahun kursi lontar. Masalah ini telah menjadi persoalan yang dihadapi Pentagon sejak musim panas lalu.
Kursi pelontar yang ada saat ini sangat berisiko bagi pilot yang memiliki berat badan ringan saat melakukan ejeksi jika terjadi masalah. Pengujian kursi yang dibangun oleh Martin-Baker Inggris, Agustus lalu menunjukkan “peningkatan” risiko cedera untuk pilot F-35 dengan berat di bawah 165 pon (sekitar 74,8 kg). Dari hasil uji ini Angkatan Udara akhirnya melarang pilot dengan berat badan di bawa itu untuk terbang.
Pentagon bekerja sama dengan Martin Baker dan pembuat pesawat Lockheed Martin melakukan tiga perbaikan untuk masalah kursi ejeksi yakni merancang helm yang ringan untuk mengurangi tekanan pada leher pilot; memasang sekring khusus untuk pilot ringan untuk menunda penyebaran parasut utama; dan pemasangan panel khusus dukungan kepala antara anak tangga parasut yang akan melindungi kepala pilot bergerak mundur saat pembukaan parasut.
Kantor Program Bersama mengatakan Defense News pada bulan Oktober bahwa ketiga perbaikan akan sepenuhnya dilaksanakan pada musim panas 2017, yang memungkinkan layanan bisa segera menghilangkan pembatasan berat badan pilot. Namun dalam email 8 Januari yang diterima Defense News, Angkatan Udara mengakui bahwa tanggal itu harus mundur hingga setidaknya awal 2018telah mendorong kembali, s
“Sejumlah tes telah dilakukan, dan hasil awal terlihat menjanjikan, tapi kami masih memiliki sejumlah tes untuk memvalidasi kursi ini memenuhi syarat,” tulis juru bicara Angkatan Udara Mayor. Kelley Jeter.
“Tiga perbaikan: panel dukungan kepala, sekring dan helm Generasi III dijadwalkan akan siap untuk implementasi awal-2018, dan akan memungkinkan Angkatan Udara untuk menghilangkan pembatasan yang diberlakukan untuk pilot dengan bobot ringan. ”
Salah satu bagian yang membuat penundaan adalah pengujian lebih untuk panel dukungan kepala, dan saklar ringan.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2015/02/15/bagaimana-kursi-pelontar-bekerja/