Pemerintah Kanada tengah mempertimbangkan sejumlah opsi untuk meningkatkan perannya dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat melawan ISIS. Dua dari sejumlah pilihan adalah mempertahankan platform pesawat pengisian bahan bakar dan pengawasan dalam misi tersebut.
Perdana Menteri Justin Trudeau saat kampanye berjanji akan menari jet tempur CF-18 Kanada keluar dari misi pemboman
Sumber-sumber militer, mengatakan Kepala Staf Pertahanan Kanada Jenderal John Vance, telah membuat setidaknya enam pilihan untuk nantinya disetujui kabinet terkait peran yang lebih baik dengan menggunakan pasukan khusus maupun pasukan reguler. Kabinet diharapkan untuk membuat keputusan dalam 30 hari ke depan.
“Kami memiliki banyak pilihan dan kami memiliki cara kami sendiri untuk bertindak, dan kami harus melakukan seleksi yang ketat dengan Menteri Pertahanan, Menteri Pembangunan Internasional, Perdana Menteri. Kami melihat ini dengan penuh perhatian, ” kata Menteri Luar Negeri, Stéphane Dion, kepada The Globe and Mail, Selasa 5 Januari 2016.
Kanada memiliki 69 pasukan khusus utnuk melatih tentara Kurdi dan 600 personel Angkatan Udara di Kuwait, di mana enam CF-18 ditempatkan bersama dengan dua pesawat pengintai dan satu tanker pengisian bahan bakar.
Sumber mengatakan beberapa rekomendasi untuk kabinet antara lain:
- Mempertahankan misi pengawasan dan pengisian bahan bakar udara di Kuwait;
- Mengirim hingga 150 pasukan khusus untuk melatih Peshmerga Kurdi;
- Menggunakan tentara reguler untuk melatih pasukan keamanan Irak;
- Pelatihan pasukan Irak di dekat Jordan;
- Pelatihan Polisi Irak dan meningkatkan bantuan kemanusiaan;
Menggunakan Komando Pasukan Elite Joint Task Force 2 guna operasi senyap di Irak dan Suriah seperti yang Kanada lakukan di Afghanistan.
Ahli militer mengatakan kabinet hampir pasti untuk menyetujui permintaan Pentagon kepada Kanada untuk terus memberikan tanker pengisian bahan bakar dan pesawat mata-mata Aurora.
