Pentagon mengakui sistem pertahanan rudal anti-pesawat S-400 yang ditempatkan Rusia di Suriah memiliki efek terhadap jet-jet tempur Amerika Serikat. Mereka harus mengatur ulang strategi mereka di wilayah tersebut.
Masalah ini menyebabkan kekhawatiran tinggi di kalangan Pentagon. “Meningkatnya jumlah sistem pertahanan udara canggih Rusia disediakan di Suriah adalah contoh lain bahwa Rusia dan rezim Assad berusaha untuk mempersulit kampanye udara global melawan ISIS,” kata Mayor Tim Smith kepada Bloomberg Sabtu 19 Desember 2015.
“Tetapi tindakan Rusia dan rezim Suriah tidak akan menghentikan upaya operasi kontra-ISIS oleh koalisi di Suriah, juga tidak akan menghalangi koalisi untuk terbang jauh di daerah-daerah Suriah di mana ISIS operasi,” tambahnya.
Tapi Moskow menegaskan mereka tidak menutup kemungkinan untuk bergabung dengan barat utnuk melawan ISIS.
“Kita harus membuang semua pertengkaran dan perbedaan, membentuk usaha pertama, front anti-teroris terpadu, yang akan bertindak berdasarkan hukum internasional dan disponsori oleh PBB,” katanya
Awal bulan ini, Moskow mengarahkan sistem anti-pesawat S-400 ke Suriah. Sistem pertahanan udara generasi berikutnya yang membawa tiga jenis rudal yang mampu memusnahkan target udara pada jarak pendek dan jangka panjang. Penyebaran dilakukan setelah penembakan Su-24 mereka oleh F-16 Turki pada 24 November 2015.