Komandan Armada Pasifik Amerika Serikat, Laksamana Scott Swift khawatir konflik Laut China Selatan akan mengakibatkan pada perlombaan senjata di kawasan tersebut. Untuk itu dia mendesak negara-negara seperti China untuk menyelesaikan sengketa maritim melalui pengadilan arbitrase.
“Kekhawatiran saya adalah bahwa setelah beberapa dekade berdamai dan makmur, kita mungkin akan melihat beberapa negara di sekitar wilayah itu mengklaim mempunyai hak atas wilayah tersebut,” kata Swift seperti dikutip Reuters, Selasa 15 Desember 2015.
Dengan beralih ke kekuatan militer untuk memaksakan klaim teritorial maka negara-negara tersebut, termasuk China, akan memicu perlombaan senjata militer di kawasan tersebut. Negara-negara tersebut akan berlomba-lomba memperkuat angkatan lautnya melampaui apa yang dibutuhkannya.
Swift kemudian mengambil contoh langkah yang diambil oleh Filipina yang telah mengajukan gugatan ke pengadilan Arbitrase di Belanda terhadap program pembangunan pulau di LCS oleh China. Manila meminta pengadilan Arbitrase untuk menegaskan haknya terhadap wilayahnya 200 mil dari garis pantai sesuai dengan ketentuan konvensi PBB.
“Kasus Pengadilan Arbitrase antara Filipina dan China bisa menjadi kesempatan terakhir untuk menunjukkan akses yang sah untuk kemakmuran regional untuk semua bangsa,” tukas Swift.