Amerika Serikat berencana untuk mengerahkan helikopter serang Apache ke Irak. Ini sebuah langkah baru setelah selama ini Washington mengandalkan kekuatan jet tempur dan bomber.
Hanya 75 mil di sebelah barat Baghdad, kota Ramadi telah berada di tangan ISIS, sejak Mei. Banyaknya bahan peledak di daerah tersebut telah menghambat upaya pemerintah Irak untuk merebut kembali kota itu. Meski Tentara Irak berhasil merebut kembali sebagian kota pada Rabu 9 Desember 2015, namun masih banyak yang harus dilakukan. Untuk membantu membebaskan kota, Amerika Serikat akan segera memberikan helikopter serangan untuk Angkatan Darat Irak.
“Amerika Serikat siap untuk membantu tentara Irak dengan kemampuan tambahan untuk membantu mereka menyelesaikan pekerjaan, termasuk helikopter tempur, jika keadaan memaksa dan jika diminta oleh Perdana Menteri Abadi,” kata Menteri Pertahanan AS Ash Carter sebelum bertemu Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, Rabu.
Menurut penasihat militer Amerika yang berbicara dengan syarat anonim kepada New York Times, tawaran helikopter telah disampaikan kepada Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi.
Namun Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest menekankan Presiden Obama belum menyetujui rencana itu. “Presiden belum memutuskan untuk menyetujui penggunaan helikopter serang dalam operasi seperti ini,” kata Earnest saat konferensi pers.
Namun, rencana tersebut telah membuka risiko bagi Washington untuk sekali lagi terlibat lebih dalam di Irak. Sebuah negara di mana Amerika baru menarik pasukannya pada 2011 lalu.
Pentagon telah memiliki sekitar 3.500 tentara di Irak. Meski disebut hanya sebagai penasihat, sejumlah laporan telah menyebutkan pasukan ini juga serangan razia anti-teror bersama Angkatan Darat Irak.