Kekuatan Udara 2015 (IV): Persaingan Sengit di Tanker dan Airlift

Kekuatan Udara 2015 (IV): Persaingan Sengit di Tanker dan Airlift

today c-17Sektor pesawat airlift, 2015 telah menjadi akhir produksi C-17 Globemaster III yang pada awal Desember 2015 ini menerbangkan pesawat terakhir produksi mereka setelah unit penjualan akhir untuk negara termasuk Australia, Kanada dan Qatar dikirim. Di sisi lain Airbus Defense & Space belum memanfaatkan peluang ekspor dengan A400M-nya. Produsen Eropa sedang berjuang untuk memberikan kemampuan taktis yang dijanjikan, serta kecelakaan fatal Mei 2015 menyebabkan suspensi singkat penerbangan. Tapi pengalaman operasional tumbuh, dengan lima negara sekarang mengoperasionalkan pesawat ini dan Spanyol untuk menerima pesawat pertama pada 2016 nanti

Kompetisi sengit akan terjadi antara Lockheed C-130J  dengan Atlas Prancis setelah meminta pembelian potensi dua dari angkutan terakhir dan dua kapal tanker baru.

Embraer KC-390 terbang pertama pada Februari, namun tidak terbang lagi sampai akhir Oktober, sebagian karena krisis dana di kementerian pertahanan Brasil. Kemajuan yang kuat diperlukan jika transportasi dan tanker akan masuk layanan seperti yang direncanakan yakni pada 2018. Meskipun tantangan dihadapi Antonov,  An-178 juga memulai debutnya selama 2015, dan hadir di Pameran Udara di Paris dan Dubai.

A330 MMRT
A330 MRTT

Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, sektor tanker menggeliat, dengan Airbus Defense & Space memenangkan kontrak empat pesawat di Korea Selatan dengan A330 MRTT. Sementara Boeing mendapatkan tatanan internasional pertama untuk KC-46A , setelah Jepang memutuskan untuk membeli tiga unit. Persaingan akan semakin tajam pada tahun 2016, setelah Boeing menerima keputusan produksi awal tingkat rendah dari  USAF.

Sejumlah pesawat juga memasuki masa pensiun di berbagai negara pada 2015. Salah satunya helikopter pencarian dan penyelamatan Westland Sea Kings Inggris. Dan yang terakhir Dassault Mirage III dan Mirage 5 Argentina juga telah mengakhiri tugas panjangnya. Angkatan udara Argentina harus menahan napas karena sejauh ini belum menemukan pengganti setelah kesepakatan pembelian Kfir Israel dibatalkan.