Kekuatan Udara 2015 (II): Amerika Turun, Eropa Stagnan, Asia Tumbuh

Kekuatan Udara 2015 (II): Amerika Turun, Eropa Stagnan, Asia Tumbuh

f-35

Flighglobal menyebutkan dalam Flightglobal’s Fleets ­Analyzer database saat ini terdapat lebih dari 345.000 pesawat, juga termasuk pesawat, helikopter dan jet bisnis. Dari jumlah itu lebih dari 52.100 pesawat militer secara aktif di seluruh dunia. Mereka berada di 160 negara. Total armada yang ada dalam data tersebut meningkat hanya 0,8% dari data sebelumnya.

Dari data yang ada Amerika masih menjadi kekuatan tertinggi dengan 13.700 pesawat atau lebih dari 26% dari total armada di dunia. Jumlah pesawat Amerika turun dibandingkan tahun sebelumnya hingga 200 pesawat. Hal ini bisa dikaitkan dengan pensiunnya 130 Bell Helicopter OH-58 Kiowa, dan Bell 206 yang berbasis TH-67A Creek.

Data Flightglobal juga menunjukkan bahwa hanya wilayah Amerika Utara mengalami penurunan jumlah armada dalam tahun, sedangkan angka datar ada di Eropa dan Amerika Latin. Peningkatan terbesar yakni 3%  ada berada di Timur Tengah dan Rusia serta Commonwealth of Independent States, sementara Asia-Pasifik dan Afrika mencatat kenaikan dari 2%. Total penambahan pesawat naik dari 1.866  menjadi 2047, atau sebesar 9,7%.

Selain armada aktif, 4.500 pesawat lain tengah dipesan, sementara lebih dari 8.250 lebih merupakan subjek yang tertunda penawarannya, niat atau rencana pengadaan nasional.

Di antara perkembangan armada yang paling signifikan dari tahun 2015, F-35 sekarang dapat terdaftar sebagai jenis operasional, dengan masuknya F-35B dalam layanan Korps Marinir AS.

Data Flightglobal menunjukkan 26 pesawat tempur ada dalam persediaan layanan ini, didukung oleh pesawat 11 lain yang dialokasikan sebagai aset pelatihan.

USAF juga akan mengikuti dengan deklarasi operasional F-35A menjelang akhir 2016. Litghting II pertama dengan kode tempur telah diterima pada awal tahun 2015.

Peningkatan lain untuk program F-35 telah mencantumkan komitmen penuh dari Norwegia dan Inggris dengan masing-masing untuk 48 dan 138 pesawat- dan pesawat yang berada di bawah produksi, ditambah Israel, Italia, Jepang dan tiga layanan Amerika Serikat. Namun, pemerintah Kanada sepertinya secara tegas akan keluar dari program JSF.

Dengan latar belakang ini, Lockheed dan kantor program AS dapat diharapkan untuk melakukan pertunjukan besar di 2016 dan kemugkinan akan pamer kekuatan di Royal International Air Tattoo dan Farnborough Air Show yang masih tertunda.

 

Kekuatan Udara 2015 (III): Ada Pemenang, Ada Pecundang

Bukan hanya F-35 yang terus membuat kemajuan menuju kemampuan operasional. Tahun 2015 juga merupakan tahun yang luar biasa untuk Dassault Rafale yang bertahun-tahun telah menelan kekecewaan karena tidak menemukan pembeli. Pada bulan Februari 215 mereka menerima order ekspor pertama, kemudian dua bulan kemudian datang pesanan kedua. Sebuah batch pertama tiga pesawat telah dipasok ke Mesir yang memesan dua lusin pesawat. Sementara Qatar memesan 36.

India masih mengalami sejumlah kendala dalam pembelian 36 Rafale tetapi sepertinya arahnya hampir pasti kontrak akan segera diteken.

Konsorsium Eurofighter pada 2015 juga menciptakan peluang besar terutama di Timur Tegnah, dengan Kuwait mengumumkan kesepakatan tertunda untuk 28 Typhoon. Kesuksesan yang juga bisa diartikan sebagai akhir dari harapan Boeing bisa menjual F / A-18E / F Super Hornet untuk angkatan udara Kuwait, meskipun Boeing percaya kesepakatan bisa tetap dilakukan meski sudah membeli Typhoon. Boeing saat ini masih mengandalkan pesanan tambahan dari Angkatan Laut AS dan pembeli ekspor berpotensi lainnya untuk memperluas produksi hingga akhir dekade ini.

Saab Gripen juga telah menikmati kesuksesan, dengan Brazil setelah kontrak 28 pesawat model NG, dan insinyur Embraer pertama telah berada di Swedia untuk mengembangkan kemampuan mereka membangun pesawat mesin tunggal ini. Tahun mendatang akan dilakukan penerbangan pertama prototipe Model E  yang diproduksi pertama untuk Swedia dan saat ini sedang dalam tahap akhir perakitan.

Northrop Grumman akhirnya memenangkan pemilihan untuk membangun bomber jarak jauh Amerika dengan rencana 100 pesawat akan dibeli. Kontrak yang konon mencapai nilai US$80 miliar ini akan menjaga Northrop sebagai produsen bomber tanpa tadning, dan akhirnya memberikan pengganti Boeing B-52H yang 77 pesawat masih digunakan saat ini serta bomber yang lebih muda B-1B.