Anggaran Mulai Usik F-35

Anggaran Mulai Usik F-35

f-35

Selama ini program F-35 Joint Strike Fighter nyaris tidak pernah terusik dengan masalah dana. Pemotongan anggaran pertahanan Amerika tidak menjadikan Kementerian Pertahanan mengurangi kucuran dana untuk program senjata paling mahal dalam sejarah Pentagon tersebut. Tetapi sepertinya hal itu tidak akan berlaku lagi.

Program pesawat siluman paling kontroversial ini sangat mungkin terganggu dengan pemotongan anggaran 2017.

Wakil Menteri Pertahanan untuk akuisi, teknologi dan logistik Frank Kendall mengatakan kemungkinan produksi F-35 akan melambat.

Kendall mengatakan bahwa sementara bahwa jet tempur F-35 adalah pesawat paling canggih yang menjadi prioritas dari Pentagon. “Tetapi kami punya banyak hal lain yang perlu kita lakukan juga,” katanya.

Kendall tidak memberikan rincian tentang ruang lingkup kemungkinan pemotongan produksi F-35 yang saat ini sudab beroperasi secara penuh dengan Korps Marinir.

Dalam kontrak asli dengan produsen F-35, Lockheed Martin, 1.013 dari 2.443 jet seharusnya disampaikan pada 30 September 2016. Tetapi sejauh ini, hanya 179 telah disampaikan.

Sementara penundaan, malfungsi dan biaya dari yang terus melambung tinggi melemparkan sejumlah catatan terhadap program ini.

Senator John McCain, ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat, Rabu 3 Desember 2015 mengatakan bahwa untuk memenuhi kontrak, Pentagon harus membeli 100 F-35 per tahun selama lebih dari 20 tahun dengan biaya sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 12 miliar setahun.

“Saya tidak mengatakan kita tidak harus memiliki 2.443 [pesawat]. Aku hanya ingin tahu bagaimana Anda sampai di sana,” kata McCain. “Jika itu bukan perkiraan yang realistis, bukankah seharusnya kita memiliki perkiraan yang realistis?”