
Serangan udara Amerika yang menghancurkan Rumah Sakit Without Border di Kunduz Oktober 2015 lalu adalah hasil dari kesalahan manusia, kegagalan dalam prosedur dan malfungsi teknis.
“Ada faktor kombinasi,” kata seorang pejabat senior Departemen Pertahanan yang terlibat dalam penyelidikan masalah ini sebagaimana dikutip New York Times Rabu 25 November 2015. Tim telah meneliti 3.000 halaman investigasi dari serangan udara 3 Oktober yang menewaskan sedikitnya 30 orang dan sebagian besar dokter dan pasien.
Dua pejabat militer lainnya mengatakan pesawat tempur Operasi Khusus AC-130 digunakan untuk menargetkan target yang beberapa beberapa ratus kaki yang dianggap basis Taliban operasi di kota.
Para pejabat militer, yang berbicara pada kondisi anonimitas mengatakan penyelidikan menemukan bahwa awak tempur tidak menggunakan instrumen yang benar untuk menemukan target. Sebaliknya, mereka mengandalkan deskripsi lokasi yang disampaikan oleh pasukan di darat yang merupakan gabungan pasukan Khusus Amerika dan Afghanistan. Berdasarkan gambaran itu, kru mengunci target rumah sakit karena yakin target itu yang digambarkan oleh kru darat.
Masih belum jelas jika mengandalkan petunjuk informal seperti ini apakah merupakan pelanggaran aturan operasional militer di daerah perkotaan dengan banyak penduduk sipil atau tidak. Para pejabat tidak mengatakan mengapa pasukan darat kemudian tidak memberitahu kru bahwa itu menghantam bangunan yang salah di beberapa titik selama serangan yang berlangsung beberapa jam tersebut.
Doctors Without Borders telah meyakini bahwa serangan udara Amerika merupakan kejahatan perang. Kelompok ini telah memberi tahu kepada militer Amerika Serikat beberapa kali tentang koordinat yang tepat rumah sakit yang seharusnya tidak dijadikan sasaran serang. Saksi mata mengatakan, pesawat tersebut juga muncul untuk melacak dan menembak orang ketika mereka mencoba melarikan diri.
“Sebuah kesalahan cukup sulit untuk dipahami dan dipercaya pada tahap ini,” kata Christopher Stokes, Direktur Umum Doctors Without Borders saat konferensi pers di Kabul November ini.
Menurut pejabat militer, gedung yang diserang diduga adalah markas dinas intelijen Afghanistan yang telah jatuh ke Taliban beberapa hari sebelumnya, dan para pejabat mengatakan gerilyawan telah mengambil alih kompleks.
Sekitar pukul 02:00 pada 3 Oktober, pesawat tempur menembaki kompleks rumah sakit utama. Lebih dari satu jam serangan dilakukan dengan korban sekitar 30 orang tewas.
Seorang pejabat mengatakan para penyelidik percaya bahwa awak tempur tidak menerima briefing preflight penuh, yang bisa berisi informasi tentang rumah sakit yang menjadi situs yang harus dilindungi di bawah Konvensi Jenewa.