Su-25 Frogfoot menjadi salah satu pesawat tua yang masih dipertahankan saat ini. Pesawat ini memiliki kemampuan untuk misi dukungan jarak dekat terhadap pasukan di darat. Si Kaki Kodok ini juga menjadi pesaing utama dari A-10 Thunderbolt Amerika. Di usianya yang sudah tua Su-25 juga masih juga terlibat pertempuran. Rusia mengirimkan sejumlah S-25 ke Suriah untuk menggempur ISIS. Sebelumnya Rusia dan Iran juga mengirimkan pesawat ini ke Irak untuk melawan kelompok garis keras tersebut. Sementara di Ukraina, S-25 juga harus bekerja keras di kancah pertempuran.
Su-25 memang sudah cukup tua. Bahkan sudah tidak ada lagi yang ada di jalur produksi. Terbang perdana pada 1979 dan merupakan pesawat kursi tunggal. Tetapi soal kelebihan jangan tanya. Pesawat ini mampu terbang sangat lama dan memiliki kemampuan serangan darat yang cukup tangguh. Tubuh pesawat berlapis baja hingga aman dari serangan senjata ringan. Semua peralatan layanan dapat disimpan dalam sebuah wadah dan diangkut oleh pesawat itu sendiri.
Pesawat dipersenjatai dengan satu senjata laras 30mm kembar di bagian bawah badan pesawat dengan 250 putaran. Ada delapan tiang di bawah sayap yang dapat membawa sekitar 4.000 kg senjata udara-ke-darat senjata, termasuk roket 57mm – 330mm. Ada dua tiang tempel kecil untuk AA-2D/ATOLL atau AA-8/APHID AAM.
Su-25 masuk dalam kategori pesawat multirole bermesin ganda namun lebih spesialisasai pada serangan ke darat. Di Rusia pesawat ini mendapat sebutan Shturmovik. Dikembangkan pada tahun 1960, Su-25 dirancang untuk mampu menghancurkan target dengan tepat dan parah target di darat dalam misi siang dan malam. Target atau sasaran utama adalah kendaraan lapis baja, jembatan, sarana transportasi, konvoi, jalan raya, kereta api, helikopter tempur, sistem pertahanan udara dan sebagainya. Kemampuan tempur yang tinggi, serta daya tahan terbang yang tinggi pula membuat pesawat ini satu barisan dalam soal kemampuan dengan A-10 Thunderbolt yang kerap dijuluki pesawat paling jelek di dunia.